Trump Kecam Supremasi Kulit Putih Setelah Penembakan di Ohio dan Texas

6 Agustus 2019 4:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: REUTERS/Carlos Barria
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: REUTERS/Carlos Barria
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam gerakan supremasi kulit putih menyusul terjadinya dua penembakan di Ohio dan Texas. Supremasi kulit putih disamakan Trump dengan rasisme dan radikalisme.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Trump terus dianggap memicu timbulnya gelombang kebencian rasial di Amerika Serikat karena mengeluarkan beberapa kebijakan anti-imigran.
"Negara kita harus mengecam rasisme, bigotri, dan supremasi kulit putih," kata Trump dalam pernyataan yang disampaikan di Gedung Putih, Washington, Senin (6/8), dilansir AFP.
Dalam kesempatan itu, Trump juga meminta FBI untuk menggunakan semua sumber dayanya untuk melawan terorisme dan kejahatan yang berdasarkan rasa kebencian.
Sejak awal menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjadi tokoh yang dielu-elukan gerakan supremasi kulit putih di Negeri Paman Sam. Terlebih beberapa pidato Trump dianggap semakin memicu kebencian rasial.
Salah satu pidato yang dianggap memicu kebencian rasial adalah kala Trump melontarkan kalimat soal adanya invasi di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Pidato itu diduga jadi latar belakang aksi Patrick Crusius (21), laki-laki kulit putih yang merupakan penembak dalam swalayan Walmart di El Paso, Texas.
ADVERTISEMENT
Dalam pesannya yang beredar secara online, Crusius menulis aksinya dilakukan "sebagai respons untuk invasi Hispanik ke Texas,". Dia juga mengaku terinspirasi dengan penembakan di Christchurch, Selandia Baru.