Usai OTT KPK, Proyek Rehabilitasi Drainase di Yogya Berhenti

21 Agustus 2019 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek rehabilitasi Saluran Air Hujan di Babaran, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proyek rehabilitasi Saluran Air Hujan di Babaran, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KPK menetapkan tiga tersangka dugaan suap lelang proyek di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta Tahun 2019. Proyek yang dimaksud adalah rehabilitasi saluran air hujan (drainase) di Jalan Soepomo, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Ketiga tersangka yaitu Eka Safitra selaku jaksa Kejari Yogyakarta dan anggota TP4D; Satriawan Sulaksono selaku jaksa Kejari Surakarta; dan Gabriella Yuan Ana selaku Direktur Utama PT Manira Arta Mandiri (Mataram).
kumparan pun menelusuri proyek yang dimaksud. Ternyata ada tiga titik dalam proyek tersebut meliputi Jalan Celeban, Jalan Babaran, dan Jalan Soepomo. Dari ketiganya baru dua jalan yang digarap, yaitu Jalan Celeban dan Jalan Babaran. Kini pengerjaan proyek tersebut berhenti.
Di Jalan Babaran proyek tersebut digarap di jalan sepanjang 1 km. Kini, di lokasi sudah terdapat tiga galian sedalam 2,5 meter dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang 3 meter. Proyek tersebut menutup separuh badan jalan hingga membuat kendaraan harus bergantian melintas.
Proyek rehabilitasi Saluran Air Hujan di Babaran, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Ketua Kampung Celeban, Sundarto (63), menjelaskan proyek di Jalan Babaran dimulai sejak 6 Agustus lalu. Namun, sejak kemarin sore alat berat yang ada di lokasi proyek telah dipindah.
ADVERTISEMENT
"Mulai proyek tanggal 6 Agustus. Kemarin alat berat sudah dibawa. Pekerjanya terakhir ada kemarin, sekarang sudah enggak ada," ujar Sundarto di lokasi.
Menghilangnya pekerja proyek otomatis membuat para warga khawatir proyek ini akan mangkrak. Apalagi jelang musim hujan, dikhawatirkan air Kali Mambu yang berada di dekatnya meluap dan membuat banjir.
"Kali Mambu ini kan sering enggak muat ini dibuat sodetan dibuang ke Kali Gadjah Wong. Kalau hujan meluap," kata Sundarto.
Selain itu, tak tuntasnya proyek ini bisa mengganggu aktivitas warga. Tak hanya material di badan jalan, warga khawatir jalan di sekitar galian bisa amblas.
"Harus diselesaikan proyeknya. Apalagi yang punya usaha soto, apa itu kan malah rugi itu. Sejak tanggal 6 sampai sekarang. Kalau satu harinya 500 mangkok kali lima belas hari berapa itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT