Video Rapat Anies-Sandi yang Diunggah Lagi ke Youtube Sudah Diedit

18 Desember 2017 23:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies-Sandi menuju Halte Busway Dukuh Atas (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies-Sandi menuju Halte Busway Dukuh Atas (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta akhirnya kembali mengunggah video rapat pimpinan (rapim) melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta. Terdapat 10 video rapat yang digelar 3 kali, yaitu rapim tanggal 13 November, 20 November dan 4 Desember 2017.
ADVERTISEMENT
Kepala Diskominfotik DKI Jakarta, Dian Ekowati, membantah diunggahnya kembali karena ada warga yang telah menyurati Pemprov DKI. Video itu diunggah karena memang sebelumnya sedang dalam evaluasi lebih dulu.
"Enggak. Memang kemarin masih istilahnya kita review dulu. Mana yang bisa di delivery dan mana yang tidak efektif kalau di delivery juga," kata Dian di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (18/12).
Video-video baru itu diunggah dalam satu hari yaitu Jumat (15/12). Video pertama adalah rapim tanggal 13 November yang terbagi menjadi 5 judul yang berbeda. Bagian pertama membahas kondisi terkini blok VI Pasar Senen, kedua adalah pelaksanaan normalisasi Kampung Pulo, sedangkan bagian ketiga membahas pembersihan sampah dan penanggulangan kebocoran tanggul Luar Batang.
ADVERTISEMENT
Video keempat berisi peningkatan kesejahteraan warga Kepulauan Seribu, dan video kelima adalah arahan Gubernur terkait kinerja pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Sedangkan video rapim tanggal 20 November terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pembahasan mengenai progress realisasi penerimaan pajak daerah 2017 dan realisasi penyerapan perangkat daerah pada pelaksanaan APBD 2017.
Selanjutnya, video rapim pada tanggal 4 Desember, video rapim terdiri dari 3 bagian judul. Video pertama adalah pembahasan kegiatan malam tahun baru 2018, kedua adalah pembahasan kerja sama dengan Badan Pertahanan Nasional terkait sertifikasi lahan. Dan video bagian ketiga adalah paparan Kepala Satpol PP terkait temuan Ombudsman.
Kesepuluh video yang diunggah berdurasi antara 4 sampai 13 menit. Tak hanya itu, jika disimak, ada bagian-bagian di dalamnnya yang diedit, sehingga lompat.
ADVERTISEMENT
Video versi baru ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan video rapat perdana Anies-Sandi yang dipecah menjadi 5 bagian, dan pada video arahan gubernur berdurasi 55 menit.
Video versi terbaru itu menuai tanda tanya lantaran sudah diedit. Salah satunya pada video yang paling banyak ditonton yaitu rapim tanggal 4 Desember 2017 bagian 3. Video tersebut sudah ditonton sebanyak 1.824 kali.
Pada video tersebut, Kasatpol PP DKI Jakarta, Yani Wahyu, memberitahukan hasil laporan investigasi Ombudsman kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wagub Sandiaga Uno, dan Sekda Saefullah.
Warganet membanjiri kolom komentar mempertanyakan mengapa Pemprov DKI tidak mengunggah secara keseluruhan isi video, sebagai bentuk transparansi kepada maayarakat.
"Min ini videonya dipotong apa gimana sih? Kan ada pungli terus solusinya dikasih siraman rohani. Terus kenapa kd soft tool yg di perbanyak?" kata pemilik akun Garda Cakra.
ADVERTISEMENT
Lain lagi dengan akun atas nama Aulia Hasan yang menyayangkan dipotongnya bagian-bagian video, membuat dia tidak bisa mendengar solusi dari Anies terkait hasil temuan Ombudsman terhadap Satpol PP.
"Miminn.. kok dipotong2 sih..kan kita yg nonton jadi ga ngerti gmn aparat kita tersayang bertindak. Padahal kita mo denger gmn Gagasan diterjemahin ke Kata-kata seblom diaplikasikan di lapangan. Ayo dong, kita pgn nonton yg lengkap ga pake iklan," katanya.
Sandi dan mantan Walkot Jakut Rustam Effendi (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi dan mantan Walkot Jakut Rustam Effendi (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Sebelumnya, Sandiaga Uno menyebut, video yang ditampilkan memang video yang diperkirakan tidak akan memicu perpecahan sebagaimana video rapat perdana.
"Bahwa kita tidak menampilkan hal-hal yang bisa memicu perpecahan, juga hal-hal yang memicu dorongan antar masyarakat itu bergesekan," ujar Sandi di Hotel Kartika Candra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/12).
ADVERTISEMENT
"Bahwa materi yang diangkat nanti efektivitas dan manfaatnya bisa langsung kena, tanpa banyak sekali potensi untuk menimbulkan gesekan di masyarakat. Nah, ini yang akan kita minimalisasi," imbuhnya.