Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Wakapolri: Dari 13 Isu Penyerangan pada Ulama, 11 di Antaranya Hoaks
21 Februari 2018 19:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menyebut peristiwa penyerangan kepada kiai atau pemuka agama di beberapa daerah belakangan ini lebih banyak mengandung hoaks ketimbang fakta.
ADVERTISEMENT
"Seperti di Jawa Barat dikabarkan ada 13 kasus penyerangan terhadap pemuka agama, tapi setelah ditelusuri hanya ada dua. Yang 11 adalah hoaks. Di Jawa Timur hanya ada dua. Dari semua yang diberitakan lebih banyak adalah hoaks," ujar Wakapolri usai bertemu dengan ulama di Masjid Polda Jatim Surabaya, Rabu (21/2) seperti dilansir Antara.
Akibat maraknya isu tersebut, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin agar Polri concern menangani isu ini.
"Jadi ini masalahnya isu hoaks walaupun ada kejadiannya," tuturnya.
Dia menjelaskan, sebagai bentuk keseriusan polisi, pihaknya telah menurunkan tiga tim satuan tugas. Tim itu sudah dari tiga minggu yang lalu diturunkan di daerah yang isunya berkembang pesat seperti di Jabar, Jatim dan DIY Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Isunya besar di tiga daerah ini. Setelah dapat perintah langsung tinda klanjuti dengan ke Jabar. Tadinya mau ke Yogyakarta tapi langsung dan ke Jatim karena kiai sudah menunggu," jelas Syafruddin.
Kedatangannya ke Jawa Timur pun guna mensupervisi kerja dari wilayah yakni Polda dan jajarannya, maupun satgas yang turun. Dirinya mengungkapkan, pelaku penyebar kabar bohong sudah diketahui polisi.
"Isu yang dibangun oleh orang tertentu, sudah ketahuan siapa pelakunya dan akan dikembangkan. Pelaku akan dijerat UU ITE, karena mendesain informasi hoaks. Bukan karena mendesain penyerangan itu (kepada pemuka agama)," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar mengatakan, terkait isu penyerangan kepada kiai, pihaknya sudah memberi klarifikasi kepada santri agar tak ada aksi balasan.
ADVERTISEMENT
"Santri kan biasa mengamankan kiainya. Walaupun kiai sendiri tidak ada masalah. Semua isu itu harus melalui klarifikasi. Agar tidak ada kejadian itu lagi, kiai akan mendinginkan santri," kata dia.
Dia menegaskan, kondisi di sejumlah ponpes di Jawa Timur sampai saat ini masih aman-aman saja, meskipun pemberitaan terkait penyerangan kiai semakin besar.
"Buktinya para kiai datang ke Polda beberapa kali selama seminggu dan aman-aman saja. Itu sudah risiko kiai. Ujiannya berat, tapi dengan ketenangan dan kepasrahan total agar menciptakan ketenangan kepada masyarakat," ucapnya.