Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Wakil Ketua DPR: Puisi Sukmawati Menyentuh SARA, Menyakiti Umat Muslim
3 April 2018 15:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Penampilan Sukmawati Soekarnoputri di panggung Indonesia Fashion Week 2018 pada Rabu (28/3) menuai protes. Puisi berjudul 'Ibu Indonesia' yang ia bacakan di peringatan '29 Tahun Anne Avantie Berkarya' dianggap melecehkan agama.
ADVERTISEMENT
Dalam puisinya, Sukmawati menyinggung syariat Islam, cadar, hingga lantunan azan yang dianggap kalah merdu dengan kidung. Sejumlah pihak pun mengkritik pidato tersebut.
Termasuk Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan yang menganggap perbuatan Sukmawati telah menyinggung sebagian golongan. Dia mengkhawatirkan hal ini akan menimbulkan kegaduhan.
"Kalau Bu Sukmawati, sekali lagi sebetulnya intinya kaitan dengan puisi itu sangat menyakitkan umat muslim, kemungkinan untuk potensi konfliknya akan bisa terjadi lagi. Hal yang sudah relatif dingin reda akan membangkitkan semangat kegaduhan lagi," kata Taufik di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4).
Akan tetapi, Taufik menegaskan untuk tidak mengaitkan persoalan SARA yang diduga dilakukan Sukmawati dengan aspek seni maupun budaya. Dia meminta masyarakat untuk tetap menjaga kebinekaan.
ADVERTISEMENT
"Ini sudah menyangkut hal yang sangat fundamental, hal yang sangat menyentuh pada syariah penganut masing-masing agama. Janganlah kita menyentuh ke proses SARA," ujarnnya.
"Apakah itu menyangkut masalah puisi atas nama kesenian, ataupun atas nama budaya, yang penting harus menjaga stabilitas kebinekaan. Jangan sampai situasinya panas lagi," sambung Taufik.
Menurutnya, untuk meredakan permasalahan ini, Sukmawati harus segera minta maaf ke publik. "Ya kalau semakin cepat minta maaf jadi salah satu jalan terbaik," pungkasnya.
Siang ini, pengacara Denny AK dan Ketua DPP Partai Hanura Amron Asyhari telah melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama.
Laporan itu tertuang dalam surat laporan TBL/1782/IV/2018/PMJ.Dit.Reskrimum dan TBL/1785/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum atas dugaan Penistaan Agama Islam sebagaimana diatur dalam Pasal 156 A KUHP dan atau Pasal 16 UU nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi Ras dan Etnis.
Sementara adik Sukmawati, Guruh Soekarnoputra, ikut angkat bicara terkait puisi kakaknya. Menurutnya, puisi itu bukan bertujuan untuk memicu isu SARA.
ADVERTISEMENT
"Ya saya melihat terjadi reaksi-reaksi gitu. Itu kan akhirnya sangat relatif tergantung dari persepsi kita. Ya persepsi orang bermacam-macam," kata Guruh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/4).
"Kalau saya bisa mengerti isinya, maksudnya apa, saya bisa mengerti. Artinya bukan untuk SARA dan sebagainya. Bukan sesuatu yang bagaimana," sambungnya.
Terkait hal ini, kumparan (kumparan.com) sudah menghubungi Sukmawati untuk dimintai tanggapan, namun telepon selulernya tidak aktif.
Berikut video pembacaan puisi Sukmawati di menit ke 1.07.39
"Ibu Indonesia"
Aku tak tahu syariat islam
Yang kutahu sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
ADVERTISEMENT
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesisa
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi dan kreatif
Selamat datang di duniaku
Bumi ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azanmu
Gemulai gerak tarimu adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Ilahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damai mengalun
Canting menggores ayat-ayat alam surgawi
Pandanglah ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini
ADVERTISEMENT
Cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya