Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Walhi Sesalkan Ide Penggunaan Biodiesel Jokowi dan Prabowo saat Debat
18 Februari 2019 15:14 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritisi debat kedua capres yang berlangsung Minggu (17/2) malam. Salah satu yang disoroti Walhi yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang menggagas peralihan energi fosil menjadi biodiesel dan biofuel B20 hingga B100 melalui industri sawit.
ADVERTISEMENT
Walhi menilai keduanya seakan abai dengan dampak negatif yang dihasilkan oleh industri sawit demi mendapatkan biodiesel.
"Walhi 2018 kemarin ini membuat rilis dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh perkebunan sawit terutama masalah sosial dan lingkungan. Ada 12 sampai 17 dampak negatif, tapi tak satu pun tanggapan dari calon menyentuh susbtansi itu," ujar Manajer Kampanye Walhi Fatilda Hasibuan dalam konferensi pers 'Debat Calon Presiden 2 Tidak Menyentuh Akar Masalah' di kantor Walhi, Jakarta Selatan,Senin (18/2).
Dalam penjelasannya, dia menyebutkan beberapa kerugian yang timbul akibat penggarapan lahan untuk penanaman sawit yang menjadi program yang digadang-gadang kedua paslon pada debat kedua.
Dia kemudian merinci dampak negatif yang dapat timbul akibat perkebunan sawit. Pertama, dia menyebut lahan sawit memiliki dampak lingkungan yaitu deforestasi. Sedangkan dampak sosial dari penanaman sawit, lanjut dia, adalah eksploitasi terhadap buruh pekerja perkebunan sawit.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Fatilda juga menyebut, perkebunan sawit berpotensi beroperasi tanpa HGU, merusak habitat satwa langka, izin tumpang tindih dengan taman nasional, konversi lahan gambut dan lahan basah.
"Ada masalah AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), ada eksploitasi buruh di perkebunan, ada korupsi, ada perkebunan yang tidak bayar pajak. KPK juga menyebut ada yang tidak punya NPWP," jelas dia.
Tak hanya itu, industri sawit bisa menguras ekosistem stok kaya karbon, konflik tanah dan sosial, penghancuran budaya masyarakat, pelanggaran HAM, kriminalisasi terhadap pimpinan masyarakat dan adat.
"Eksploitasi buruh termasuk perempuan dan anak, kurangnya Proses Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA), kurangnya penilaian nilai konservasi tinggi yang independen dan komperhensif, kurangnya penilaian stok karbon tinggi yang independen dan inklusif," terangnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, baik Jokowi dan Prabowo sama sekali tidak memikirkan dampak dari penggasan biodiesel secara besar-besaran. Seharusnya, penggagasan biodiesel juga dikawal dengan dampak lingkungan yang timbul.
"Itu yang ditanyakan panelis supaya dampak sosial dan lingkungannya bisa diatasi itu tidak ada yang menjawab. Mereka hanya mendukung biodiesel yang katanya ya sekarang B20 akan menuju B100. Artinya seratus persen akan menggunakan biodiesel," jelasnya.
Sebelumnya, dalam debat kedua capres gencar menyebutkan penggunaan biodiesel dan menghentikan penggunaan energi fosil ke depannya. Hal ini disampaikan dengan menggagas penerapan B20 hingga B100 nantinya.
Saat debat, Prabowo menjelaskan untuk mengganti bahan bakar yang berasal dari fosil bisa memanfaatkan semua produk dar kelapa sawit.
"Kita bisa manfaatkan semua produk produk kelapa sawit kita untuk menjadi biofuel dan biodiesel dan ini bisa meningkatkan pendapatan petani kita yang sekarang lagi jatuh," ujar Prabowo dalam Debat Kedua Calon Presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Jokowi merencanakan 30 persen dri total produksi kelapa sawit untuk biodiesel atau biofuel.
"Ini artinya B20 sudah rampung. Kita ini sekarang menuju kepada yang namanya B100 sehingga kita harapkan tiga puluh persen dari total produksi dari kelapa sawit nanti akan masuk kepada biofuel. Sudah kita rencanakan plannya sudah sangat rigid dan sudah sangat jelas. ini yang sedang kita kerjakan sehingga kita tidak ketergantungan kepada minyak dari import," terang Jokowi menanggapi pernyataan Prabowo dalam debat kedua.