Wali Kota Semarang soal Peretasan Running Text: Kerja Orang Iseng

5 Maret 2019 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Foto: Kumparan/ Afiati Tsalitsati
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Foto: Kumparan/ Afiati Tsalitsati
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyesalkan aksi peretasan layar teks berjalan LED (running text) di pintu masuk ruang tunggu Puskesmas Srondol pada Senin (4/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Hendrar, peretasan itu ditujukan untuk mengganggu kinerja pemerintah. Ia pun telah mengklarifikasi kejadian itu kepada kepala Puskesmas tersebut. Pihak puskesmas memastikan, kejadian itu dilakukan oleh pihak lain dan bukan pegawai puskesmas.
"Ini bukan kerjaan pemerintah nih, tapi ada orang iseng dari pasangan lain yang coba mengganggu kinerja pemerintah," kata Hendi -demikian ia disapa- usai Jalan Sehat di Tambakrejo, Semarang, Selasa (5/3).
Meski mengganggu, Hendi tak akan melaporkan kasus ini ke kepolisian.
"Untuk ke persoalan hukum saya rasa ndak lah, buang energi. Tapi kalau sudah kebangetan, masif, dimana-mana (peretasannya) baru kita laporkan itu," tegasnya.
Sejauh ini, Hendi menganggap kejadian tersebut sebagai kelalaian petugas puskesmas setempat. Namun, dia mengimbau kepada para staffnya agar jangan sampai kejadian ini mempengaruhi pelayanan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Buat kami yang perlu sekarang ini adalah kinerja pelayanan tetap berjalan dengan baik, masyarakat tahu bahwa itu orang iseng, bukan dari aparat pemerintah," katanya.
Running text puskesmas di Semarang di hack bertuliskan ajak pilih Prabowo. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya diberitakan, peretasan running text itu terjadi hari Senin (4/3) pagi.. Teks berjalan yang seharusnya menyuguhkan informasi kesehatan justru menjadi ajakan memilih Prabowo-Sandi bahkan mengajak unsubscribe YouTuber Atta Halilintar.
"hacked by: Sir.Kz0L|-L4EFY-| Ha Ha in Your System :v Pilih No. 2 PRABOWO SUBIANTO-SANDIAGA UNO," begitu bunyi penggalan teks yang berjalan. Tulisan berlanjut dengan pesan lain salah satunya mengajak unsubscribe Atta Halilintar.
Pihak Puskesmas langung mematikan layar tersebut. Kemudian siang harinya perangkat layar dilepas dari tempatnya yang berada di atas pintu ruang tunggu.