Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Warga Aceh Akan Bela AKBP Untung, Polisi yang Ubah Waria Jadi 'Macho'
1 Februari 2018 16:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak menilai pembinaan 12 wanita pria (waria) oleh Kapolres Aceh Utara melanggar hak asasi manusia. Pro dan kontra itu muncul dari berbagai elemen LSM dan organisasi yang tidak menyetujui atas sikap Kapolres AKBP Ahmad Untung Surianata atau akrab disapa Untung Sangaji, yang bermaksud mengubah waria itu menjadi 'macho' seperti lelaki pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan ketua MPR Zulkifli Hasan dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menginstruksikan Polda Aceh untuk memeriksa Untung Sangaji.
Sorotan itu lantas membuat organisasi dan masyarakat di Aceh angkat suara. Diperkirakan sekitar 100 ormas Islam akan menggelar unjuk rasa 'Aksi Bela Untung' di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (2/2).
Penanggung jawab aksi Tengku Marsyuddin mengatakan aksi yang akan berlangsung besok merupakan bentuk dukungan terhadap Untung yang menurutnya telah berhasil membina dan menyadarkan waria di sana.
“Kita tetap dukung penuh Kapolres Aceh Utara, karena kebijakan yang telah dilakukan itu adalah hal yang sangat baik dan perlu diberikan apresiasi,” ujarnya kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (1/2).
Marsyuddin menilai, kebijakan yang telah dilakukan Untung Sangaji berdasarkan pada hukum Islam dan adat-istiadat Aceh. Aceh memiliki payung hukum berbingkai syariat Islam.
ADVERTISEMENT
“Keputasan Pak Untung sudah sangat tepat, tetapi kenapa malah ada orang yang juga protes. Ini adalah hak kita saling menyadarkan sesama umat muslim,” tuturnya.
Di lokasi terpisah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh Tengku Muslim At Thahiry juga menyampaikan hal senada. Ia melihat aksi Untung adalah suatu tindakan yang tepat sebagai seorang Kapolres yang ikut membantu para ulama di Kabupaten Aceh Utara.
"Menurut kami Untung Sangaji adalah pahlawan, beliau bertindak karena cinta negeri dan tidak ingin rakyat negeri ini diazab oleh Allah SWT karena ada kaum LGBT itu," kata Tengku Muslim At Thahiry.
Dia menilai, sikap Untung tidak melanggar HAM. Karena menurutnya apa yang dilakukan Untung justru merupakan wujud kepedulian mengembalikan manusia kepada kodratnya.
ADVERTISEMENT
Dua belas waria tersebut terjaring dalam razia Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) di lima salon kecantikan pada 27 Januari 2018. Mereka kemudian dibina selama lima hari ini oleh polisi.
Salah satu bentuk pembinaan adalah mereka digunduli dan disuruh meneriakkan Pancasila dengan lantang. Juga ada pendidikan karakter. Hasilnya, polisi mengklaim mereka telah berubah menjadi gagah perkasa dan menolak disebut banci atau waria.
"Mereka sudah betul-betul kembali seperti biasanya lagi. Jadi cowok gagah perkasa," kata AKBP Untung kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (31/1).