Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Wiranto menyebut ada hasutan kepada mahasiswa Papua di berbagai daerah agar mereka kembali ke Papua dan Papua Barat. Ia mengatakan, setidaknya ada 835 mahasiswa Papua yang mendapatkan informasi bahwa keselamatannya terancam dan harus kembali ke Papua.
ADVERTISEMENT
"Tetapi kembali tadi bahwa ini juga akibat adanya provokasi, akibat adanya informasi yang tidak benar. Ada informasi bahwa (jika) mereka tetap belajar di tempat mereka belajar, apakah di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan sebagainya akan ada tekanan, akan ada ancaman keselamatan, keselamatan tidak terjamin karena kemungkinan ada balas dendam. Itu kabar burung, itu hoaks. Itu hasutan provokasi,” tegas Wiranto di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (9/9).
Namun setelah Panglima TNI bertemu dengan mahasiswa yang telah terlanjur pulang ke Papua dan Papua Barat, para mahasiswa mengaku ingin kembali ke tempat mereka belajar. Sebab informasi yang mereka dapatkan sama sekali tidak benar.
"Tapi Panglima TNI bertemu dengan mereka, dengan anak, orang tua mereka ternyata setelah kembali ke sana melihat Jayapura kok masih terang benderang, enggak ada masalah. Mereka nyesel dan kemudian ingin kembali ke daerah mereka, tempat mereka belajar semula," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya karena hoaks dan hasutan, rupanya Majelis Rakyat Papua (MPR) juga pernah mengeluarkan imbauan pada 23 Agustus yang meminta para mahasiswa untuk kembali ke Papua dan Papua Barat. Namun hari ini, MRP meminta mahasiswa Papua untuk meneruskan studinya di tempatnya masing-masing.
"Tapi yang menarik adalah 9 September ini, tadi Majelis Rakyat Papua (MRP) memberikan seruan kepada mahasiswa Papua di semua kota studi di wilayah NKRI untuk tetap melanjutkan studi. Yang belum kembali jangan kembali, yang sudah kembali ke Papua - Papua Barat balik lagi untuk melanjutkan studi mereka," ungkapnya.
Untuk membantu transportasi para mahasiswa, TNI pun telah menyediakan dua pesawat Hercules C130 untuk mengangkut para mahasiswa kembali ke tempat studinya.
ADVERTISEMENT
"Ini kan sebenarnya merugikan kita. Belajar itu kan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, belajar untuk bisa mencerdaskan anak-anak kita Papua - Papua Barat untuk belajar di tempat lain, bisa bersosialisasi dengan teman-teman suku-suku lain sehingga perasaan bersatunya kita sebagai bangsa Indonesia itu utuh kan," tuturnya.
Untuk menjaga keselamatan para mahasiswa, Wiranto meminta Polri dan TNI untuk ikut mengawasi mereka. Salah satu caranya adalah dengan aktif berkomunikasi dengan mereka.
"Tapi ada yang mencoba memecah belah lagi dan kita bersyukur yang eksodus ini sudah berhenti. Sekarang justru kita ingin mengembalikan mereka untuk studi dan sudah dirancang nanti anak-anak kita, adik-adik kita yang belajar di kota-kota di seluruh Indonesia itu akan ada," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Kita anjurkan dari pejabat kepolisian, TNI, nanti punya anak asuhlah ya istilahnya. Ikut mengawasi, ikut merawat, punya hubungan telepon dengan mereka sehingga anak-anak, adik-adik kita merasa nyaman di mana pun mereka ada," pungkasnya.