Wiranto: Orang yang Mengacau di Tahun Politik Namanya Pengkhianat

2 Maret 2018 13:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Wiranto. (Foto: Soejono Eben/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Wiranto. (Foto: Soejono Eben/kumparan)
ADVERTISEMENT
Maraknya kasus hate speech dan konten berbau SARA di media sosial sudah meresahkan masyarakat. Penegak hukum pun langsung bergerak dengan mengungkap jaringan Muslim Cyber Army, sebuah kelompok penyebar hoaks yang bertujuan menciptakan propaganda di media sosial.
ADVERTISEMENT
Namun Menkopolhukam Wiranto menganggap hal tersebut biasa, karena saat ini Indonesia sedang berada di tahun politik.
"Dari awal sudah kita katakan bahwa kita menghadapi pilkada, menghadapi pemilu, ini tahun politik, artinya suhu politik memanas. itu biasa. Tapi jangan sampai ada kelompok perorangan yang nyata-nyata mendesain untuk mengacaukan ini," jelas Wiranto usai pertemuan dengan Komnas HAM di kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (2/3).
Wiranto menilai, apa yang dilakukan jaringan penyebar hoaks ini sebagai sebuah pengkhianatan. Mereka dianggap tak senang bila Indonesia merayakan perhelatan politik dengan damai.
"Bolak balik saya sampaikan, kalau negara sudah aman, arahnya benar, sudah menyelenggarakan pilkada dengan baik sudah mempersiapkan pemilu dengan baik, lalu dikacau karena hanya ingin mengacau, hanya ingin pemerintah gagal, itu namannya kan pengkhianat," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Itu kejahatan. Oleh karena itu saya minta pada aparat kepolisian, kejar! tangkap! hukum sekeras-kerasnya, karena itu akan mengganggu kehidupan kita sebagai bangsa," tegas Wiranto.