Wiranto: Pengungsi Gempa Ambon Menumpuk karena Hoaks Gempa dan Tsunami

30 September 2019 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Wiranto memimpin rapat koordinator. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Wiranto memimpin rapat koordinator. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik dan Keamanan Wiranto menyampaikan masih banyak warga yang mengungsi akibat gempa 6,5 magnitudo di Ambon, Maluku.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan banyaknya pengungsi diakibatkan beredarnya informasi hoaks soal potensi gempa susulan dan tsunami. Hal itu membuat mereka memilih mengungsi.
"Dari laporan yang disampaikan (Kepala BNPB Letjen Doni Monardo) memang banyak jumlah pengungsi dan tidak sebanding dengan kerusakan di daerah. Karena pengungsi ditakuti oleh informasi tidak jelas akan ada gempa susulan yang lebih besar dan tsunami," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/9).
Wiranto menyesalkan beredarnya informasi hoaks mengenai gempa susulan dan tsunami itu. Ia lalu meminta masyarakat segera pulang ke rumah masing-masing dan tidak mempercayai hoaks.
"Padahal faktanya tidak ada instansi, lembaga yang memberikan informasi itu. Jadi sedang dilakukan sosialisasi tidak ada gempa susulan, tidak ada tsunami. Dan diharapkan masyarakat bisa kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk mengurangi pengungsi," ucap Wiranto.
Orang tua siswa menjemput anaknya usai gempa mengguncang Ambon, Kamis (26/9/2019). Foto: AFP/AISYAH PUTRI
"Kalau jumlah pengungsi besar, itu justru akan membebani pemerintah pusat dan daerah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, berdasarkan laporan BNPB di lapangan sebanyak 700 rumah warga mengalami kerusakan baik berat, ringan, dan sedang. Kemudian 23 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa tersebut.
"Dan langkah yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Menkes, Mensos sudah meringankan beban korban, sudah dirancang dana-dana yang disalurkan apakah kerugian, bantuan di pengungsian dan bantuan lain untuk merehab rumah mereka," tutup Wiranto.