Yudi, Lulusan STPDN yang Pernah Memilih Jadi Teroris

19 Mei 2018 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Napiter, Yudi di acara Diskusi Polemik. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Napiter, Yudi di acara Diskusi Polemik. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan narapidana teroris, Yudi Zulfachri, mengkritik program deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah, khusunya program deradikalisi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, program deradikalisasi yang ada tidak menyentuh aspek penghapusan ideiologi terduga teroris. Padahal Yudi mengatakan berdasarkan pengalamanya, aspek ideiologi merupakan yang paling penting dari seorang yang terduga teroris.
"Kesaksian saya soal program ini, meskipun ada pihak yang tidak enak, mohon maaf, deradikalisi yang saya lihat dan saksikan, itu lebih banyak pada bantuan wirausaha dan lain-lain, tapi idiologi tidak pernah disentuh," kata dia dalam diskusi polemik Radio MNC Trijaya dengan tema 'Never Ending Terorist' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5).
Ia pun mengakui ada beberapa pihak yang tidak sanggup menangkal dari aspek ideologi. Yudi pun mengungkapkan bahwa apabila ingin menyentuh aspek ideologi para terduga teroris, maka harus orang yang dianggap tidak menjadi musuh dari terduga teroris tersebut.
ADVERTISEMENT
"Semua pihak yang dianggap musuh (teroris) tidak akan didengar. Jadi harus orang yang sama (pemahaman) dengan dia. Tidak dianggap musuh oleh mereka," jelasnya.
Ia menyebut orang yang bisa masuk pada terduga teroris itu adalah mantan teroris yang sudah sadar.
Mantan napiter Yudhi di Diskusi Polemik. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan napiter Yudhi di Diskusi Polemik. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
"Padahal salah satunya bisa melibatkan mantan Napi terorisme yang sudah sadar dalam deradikalisasi," ujarnya.
Ia pun menceritakan bahwa akibat ideologi teroris, dia yang merupakan lulusan STPDN mengaku keluar dari PNS akibat paham ideologi lain yang masuk.
"Saya sudah diberi paham nasionalisme, tapi karena ada ideologi luar, maka saya keluar dan masuk terorisme," katanya.
Yudi mengaku tobat dan kembali normal dari pemahanan teroris, setelah diberi pemahaman oleh ulama bernama Ali Imron. Ia pun menegaskan bahwa peran ulama dan ormas Islam dalam deradikalisasi atau menangkal paham teroris sangat penting.
ADVERTISEMENT
"Ustaz Ali Imron, saya dari situ, saya terus belajar. Pelibatan Ormas Islam perlu di sini," ucapnya.
Yudi alias Barok merupakan lulusan STPDN tahun 2005 yang ditangkap di Banda Aceh pada 17 Maret 2010. Yudi terlibat dalam pelatihan militer di Gunung Bun, Jalin Jantho, Aceh Besar.