3 Pantangan Mengendarai Skutik ‘Adventure’ Honda X-ADV 750

13 Mei 2019 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Honda X-ADV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Honda X-ADV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Astra Honda Motor (AHM) resmi meluncurkan Honda X-ADV di IIMS 2019. Motor ini pun siap menggoda para petualang yang ingin mendapatkan pengalaman berkendara yang praktis.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan model petualang keluaran AHM yang lain, Honda X-ADV jauh lebih sopan ketimbang Honda CRF1000L Africa Twin, Honda CRF250RALLY dan Honda CRF150L.
Nah, buat para biker yang sudah siap meminang atau akan menunggangi X-ADV, sebaiknya perhatikan dahulu saran dari Technical Training PT AHM, Endro Sutarno, supaya motor tak terkendala.

Hindari Medan Berlumpur Ekstrim

Meski statusnya motor adventure, pemiliknya perlu memilah medan treknya. Endro mengingatkan untuk berhati-hati ketika bermain di jalan berlumpur yang ekstrem. Efek negatifnya, bisa mengganggu pembacaan sensor kecepatan roda, lantaran tertutup kotoran.
Honda X-ADV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Trouble-nya salah satunya tadi, kalau suka dibawa di jalan berlumpur, otomatis di bagian sensor itu khawatirnya ada kemungkinan bisa kemasukan kotoran. Walaupun memang posisinya sudah tertutup rapat,” ucapnya ketika di temui di IIMS 2019 beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Bila sudah kemasukan kotoran, bisa jadi membuat cara kerja dari sensor kecepatan roda bisa terganggu. Jadi waspada akan hal tersebut.
“Namun memang posisinya sudah aman, tapi mungkin bisa terjadi. Posisi sensornya di ABS. Jadi teknologi HSTC memanfaatkan itu, kemudian DCT (dual clutch transmission) memanfaatkan itu,” kata Endro.

Oli Transmisi

Bagian ini juga terbilang cukup penting, bila ingin transmisi canggih DCT yang disematkan di moge adventure Honda ini tak terganggu. Sederhana, spesifikasi oli harus disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan, dan jangan telat penggantiannya.
“Oli transmisi harus sesuai, kalau misalnya mintanya SAE 10-30 jangan keluar dari itu, jangan terlalu kental, karena bisa mengganggu komponen transmisi. Penggantiannya sesuai dengan jadwalnya sekitar 12.000 km,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

Modifikasi Pelek

Terakhir kata Endro, sangat tidak direkomendasikan untuk melakukan modifikasi pada kaki-kaki khusunya pelek dan ban. Lagi-lagi, khawatirnya sensor yang akan mengalami gangguan.
“Seperti misalnya saat memasang kunci-kunci roda kena di sensornya kesenggol, juga di mana kalau rim plate pengok bisa mengganggu pembacaannya. Jadi mengganti ban dan pelek tidak direkomendasikan,” ucapnya.
Honda X-ADV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Memang motor adventure Honda bermesin 750 cc yang satu ini bukan ‘kaleng-kaleng, banyak teknologi yang tersemat, dan semua bekerja secara otomatis melalui pembacaan sensor yang sudah terkomputerisasi.
Seperti fitur G Switch untuk mengeluarkan torsi yang langsung ditransmisikan ke roda belakang, agar karakter mesin lebih responsif. Model ini memiliki fitur mode manual dan otomatis, untuk perpindahan gigi dengan sistem transmisi Multi Dual Clutch Transmission (DCT).
ADVERTISEMENT
Ada dua modus berkendara, Drive (D) yang cocok digunakan untuk berkendara di kondisi perkotaan. Mode Sport (S), yang terdiri dari 3 mode tambahan lagi, yaitu standard, sport 1, dan sport 2 untuk memberikan gaya berkendara yang lebih sporty.
Honda X-ADV juga punya Honda Selectable Torque Control (HSTC) atau pengontrol traksi, terdiri dari 2 level. Level 1 memiliki torsi lebih besar yang digunakan ketika pengendara melintasi jalan berpasir atau kerikil. Sedangkan level 2, punya torsi lebih kecil dan bermanfaat di jalan licin supaya ban tidak slip.