3 Risiko Parkir Mobil di Area Terbuka

24 Juli 2018 14:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas parkir di Bandara Soekarno Hatta (Foto: Rakha Mufrihandhanu​/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas parkir di Bandara Soekarno Hatta (Foto: Rakha Mufrihandhanu​/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seiring tumbuhnya populasi mobil, ketersediaan lahan parkir pun kian terbatas. Dewasa ini, kita pun sering menemui banyak mobil yang sengaja diparkir di area terbuka seperti lapangan dan pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Menaruh mobil di area terbuka memang punya berbagai risiko, mulai dari keamanan hingga berpotensi merusak kondisi fisik dari mobil itu sendiri. Menurut Dealer Technial Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi, setidaknya ada sejumlah risiko yang akan dialami pemilik mobil yang memarkirkan kendaraan di ruang terbuka.
1. Merusak cat
Memarkir mobil di ruangan terbuka pada siang hari yang cerah, membuat paparan cahaya matahari secara langsung menyentuh kendaraan. Menurut Didi, hal ini bisa membuat warna cat mobil menjadi kusam. Belum lagi debu yang bisa dengan mudah mengotori mobil
"Kalau dijemur dalam waktu lama memang bisa kusam," terang Didi. Meski begitu menurut dia, mayoritas mobil biasanya sudah dilapisi dengan coating sehingga nantinya bisa dipoles untuk mengembalikan ke warna aslinya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu tidak ada salahnya memarkirkan kendaraan di bawah tempat yang teduh. Namun tetap hindari memarkir kendaraan di bawah pohon. Meski terlindungi dari matahari secara langsung karena rindangnya pohon, ada kemungkinan mobil malah terkena getah dari pohon atupun kotoran binatang yang mungkin jatuh permukaan bodi kendaraan.
"Itu kalau tidak cepat dibersihkan malah akan merusak cat," terang Didi.
Parkir di Bawah Pohon (Foto: Alfons Hartanto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Parkir di Bawah Pohon (Foto: Alfons Hartanto/kumparan)
2. Bodi lecet bahkan penyok
Satu lagi alasan untuk tidak memarkirkan mobil di bawah pohon adalah kemungkinan jatuhnya benda-benda yang tidak diinginkan dari situ.
"Kalau di bawah pohon ada beberapa risiko, yang dikhawatirkan seperti kejatuhan buah, atau ranting," ujar Didi. Beruntung kalau yang jatuh hanya ranting kecil yang mungkin --seburuk-buruknya-- akan meninggalkan bekas lecet, lain cerita kalau seandainnya buah mangga yang jatuh dan menghantam, bukan tidak mungkin mobil akan penyok.
ADVERTISEMENT
3. Jadi sarang binatang
Pohon dan tanaman adalah habitat asli serangga seperti semut. Dengan memarkirkan kendaraan di luar ruangan yang dekat dengan benda-benda ini bukan tidak mungkin membuatnya dihinggapi binatang-binatang ini. Ruang mesin yang hangat kerap kali mengundang binatang untuk bersarang di sana.
"Betul, tapi tergantung pohonnya sih. Bisa jadi mobil disarangi semut karena dia senengnya ke tempat yang hangat, contoh ke relay. Bisa-bisa relay jadi rusak karena semut meninggalkan kotoran di situ," terang Didi.
Lebih lanjut Didi menjelaskan kalau kemudian hal ini sudah terjadi ada baiknya dicari sumber komponen yang menjadi sarang semut, setelah itu bersihkan komponen tersebut sebelum memanfaatkan kapur anti serangga untuk melindungi komponen tersebut.
Selain itu Didi juga menerangkan ada kemungkinan binatang pengerat seperti tikus juga semakin mudah untuk menjangkau kabel-kabel di kendaraan yang diparkir di ruangan terbuka.
ADVERTISEMENT
"Tikus biasanya masuk ke ruang mesin, gigitin apa yang bisa digigit," tutur Didi.
--
Oleh sebab itu mulai sekarang mulai lah berpikir dua kali jika memang harus memarkir kendaraan di luar ruangan apalagi di bawah pohon. Jika parkir di luar ruangan terpaksa harus dilakukan, carilah tempat yang teduh dan buka di bawah pohon--seperti di bawah kanopi misalnya.