4 Tips Aman Berkendara di Ruas Fungsional Jalan Tol Baru Trans Jawa

9 Juni 2018 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan proyek tol Batang-Semarang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan proyek tol Batang-Semarang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jalan tol baru Trans Jawa menjadi rute favorit pemudik yang menggunakan jalur utara. Bagaimana tidak, jalan tol ini sudah tersambung, yang mana pengendara dari Jakarta tak perlu lagi keluar tol --bila jembatan Kali Kuto rampung-- untuk menuju ke Surabaya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, setidaknya masih ada lima ruas jalan tol yang berfungsi secara fungsional. Artinya, kondisi jalan belum betul-betul nyaman dilewati dan pengendara perlu ekstra hati-hati.
“Kondisi jalan seperti itu sangat dapat mengundang hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan beruntun dan keluar badan jalan. Jadi, untuk setiap pengendara wajib untuk memahami bagaimana teknik berkendara yang tepat agar terhindar dari kecelakaan,” papar Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu saat dihubungi kumparanOTO beberapa waktu lalu.
Lalu, apa saja hal yang perlu diperhatikan ketika melintas tol baru Trans Jawa?
1. Pastikan kondisi pengendara siap baik fisik maupun mental
Sebelum masuk ke teknik berkendara, pastikan kondisi pengendara dalam keadaan siap, baik mental maupun fisik untuk melibas jalur mudik.
ADVERTISEMENT
"Di puncak mudik pastinya badan-badan jalan akan padat dan macet. Dari sini bisa dipastikan banyak pengendara yang akan stress, dan membuat konsentrasi akan menurun. Kalau konsentrasi sudah menurun, bisa dipastikan segala reaksi yang dilakukan untuk mengantisipasi sesuatu akan sangat lamban yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan,” kata Jusri.
Suasana di Terminal Kampung Rambutan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Terminal Kampung Rambutan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Jusri mengimbau, segera istrirahat dan jangan memaksakan untuk berkendara apabila rasa lelah sudah menghampiri.
2. Fokus dalam berkendara
Dianjurkan kepada setiap pengendara untuk tetap fokus dalam berkendara. Berhubung ada sejumlah ruas jalan tol Trans Jawa masih fungsional, kondisi ini tentu menjadi ancaman bagi pemudik kalau pengendaranya tidak fokus.
Salah satu contohnya adalah permukaan bahu dengan badan jalan di tol fungsional yang selisihnya sangat signifikan. Kalau tidak fokus, dikhawatirkan kendaraan bisa keluar dari badan jalan yang bisa menyebabkan ‘drop wheel’ atau salah satu roda yang jatuh ke pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
"Kondisi jalan yang belum sepenuhnya siap untuk digunakan, seperti tinggi antara bahu dan badan jalan yang berbeda signigikan jelas dapat menjadi peluang kecelakaan,” jelas pria yang gemar menunggangi moge —motor gede itu.
Di sisi lain, Jusri juga tidak menganjurkan kepada pengendara untuk menggunakan GPS atau navigator. Untuk hal ini, ada baiknya pengedara meminta bantuan kepada penumpang yang duduk di bagian depan untuk menjadi navigator agar tetap fokus untuk berkendara.
Masjid Jami Baitul Mustaghfirin di tol Batang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Jami Baitul Mustaghfirin di tol Batang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
3. Kuasai teknik pengereman
Dalam situasi jalan yang penuh hambatan, kecelakaan beruntun menjadi musuh paling besar yang menjadi ancaman pengendara. Untuk mobil-mobil kekinian yang sudah diperkaya dengan Anti-Lock Braking System (ABS), hal ini bukan menjadi permasalahan yang berarti. Namun, lain hal ceritanya kalau mobil yang tidak dilengkapi dengan rem ABS.
ADVERTISEMENT
“Kondisi tol yang fungsional pastinya menuntut pengendara untuk selalu melakukan pengereman sewaktu-waktu. Nah, kalau mobil yang tidak dilengkapi dengan rem ABS, harus memahami tekniknya dan ada effort sedikit. Kalau tidak menguasai, dikhawatirkan bisa menyebabkan kecelakaan beruntun,” kata Jusri.
Suasana pembangunan proyek tol Batang-Semarang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan proyek tol Batang-Semarang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
“Yang memerlukan teknik pengereman kan sebenarnya kalau situasinya darurat, kalau tidak darurat pengereman yang seperti biasa saja,” tambah Jusri.
Untuk mobil non-ABS apabila pengendara yang dituntut untuk melakukan pengereman secara tiba-tiba adalah dengan mengocok atau menggunakan teknik squeeze. Dalam artian pengereman tidak boleh dilakukan dalam sekali waktu dengan menginjak pedal rem sampai dalam. Yang harus dilakukan adalah, mengocok rem dilakukan secara bertahap sampai perlambatan yang diinginkan bisa tercapai.
Sebagai tambahan, pastikan kalau roda tidak memblok atau mengunci yang bisa membuat jarak pengereman akan semakin panjang.
ADVERTISEMENT
4. Selalu cek spion saat hendak bermanuver
Sebagai bentuk antisipasi, selalu cek spion untuk mengantisipasi ancaman dari belakang ataupun dari samping apabila hendak bermanuver seperti menyalip dan sebagainya.
“Kaca spion difungsikan untuk meminimalisir blindspot, sehingga pengendara dapat memantau posisi lingkungan sekitar, jadi jangan sampai lupa untuk selalu mengecek spion saat hendak bermanuver,” paparnya.
Tarif tol Trans Jawa dari Jakarta ke Surabaya  (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tarif tol Trans Jawa dari Jakarta ke Surabaya (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
----
Panduan lengkap mudik lebaran 2018 bisa Anda ikuti di topik Panduan Mudik 2018. Story-story panduan lengkap mudik lebaran 2018 akan kami sajikan pada Jumat, 8 Juni hingga Senin 11 Juni 2018. Selamat mudik, dan tetap berhati-hati di perjalanan!