Agar Aman Berkendara Saat Hujan, Kurangi Tekanan Angin Ban

15 Februari 2018 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
ADVERTISEMENT
Cuaca ekstrem yang tengah melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia tentunya harus diwaspadai oleh setiap pengendara. Seperti hari ini, hampir sepanjang hari jalanan Ibu Kota diguyur hujan berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Sebagai pengendara, pastinya kamu harus memastikan kendaraan kamu aman untuk diajak bermanuver di tengah hujan deras dan tentunya di atas medan yang licin . Salah satu komponen yang harus pertama kali kamu perhatikan adalah, ban dari kendaraan itu sendiri.
“Kondisi ban kendraan tidak bisa disamakan pada saat melaju di medan yang kering ataupun yang basah apalagi di saat hujan seperti ini,” ungkap Chief Executive Marketing PT Astra Otoparts, Rio Sanggau, eksklusif untuk kumparanOTO, Kamis (15/2).
Rio kemudian membeberkan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengendara terhadap ban kendaraaan sebelum memutuskan untuk menungganginya di atas medan yang licin. Hal ini ia paparkan, tidak lain bertujuan untuk keselamatan dalam berkendara.
Mengukur tekanan ban (Foto: dok. Anglocelt)
zoom-in-whitePerbesar
Mengukur tekanan ban (Foto: dok. Anglocelt)
Hal utama yang harus diperhatikan pada saat cuaca tak menentu adalah ketebalan kembangan ban.
ADVERTISEMENT
“Dalam kondisi hujan, selalu perhatikan jangan sampai ban itu gundul. Baik motor ataupun mobil kalau ban-nya sudah gundul pasti akan sangat licin. Pastinya itu kan bahaya sekali,” tutur Rio.
Alasan hal ini menjadi salah satu yang penting adalah karena pada saat jalan dalam keadaan yang basah dan licin, maka daya cengkraman ban akan menjadi sangat krusial. Bila kamu lalai, dikhawatirkan ini akan sangat membahayakan diri kamu pada saat kamu berkendara.
“Ketebalan kembangan memiliki ukuran tersendiri dari masing-masing pabrikan. Batasan-batasan minimal yang ditetapkan itu harus dipatuhi oleh pemilik kendaraan,” jelasnya.
Untuk hal ini, kamu bisa mendeteksi ketebalan alur kembang ban secara mandiri, sebab hal ini bisa diteliti secara visual melalui tread wear indicator (TWI) yang berbentuk simbol segitiga di sela-sela alur kembang ban.
ADVERTISEMENT
Kalau alur kembang terlihat sudah semakin tipis, itu menandakan ban sudah tidak aman untuk digunakan dan sudah perlu diganti.
Ilustrasi mengganti ban mobil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengganti ban mobil. (Foto: Thinkstock)
Kendati demikian, apabila alur kembang sudah menipis, maka cengkraman ban terhadap jalanan yang kamu lintasi akan berkurang. Praktis, hal itu dapat menjadi sumber bahaya untuk kamu pada saat berkendara.
Selain ketebalan kembangan ban, hal lain yang harus kamu perhatikan adalah tekanan udara dari ban itu sendiri.
"Pabrikan biasanya memberikan anjuran-anjuran tekanan udara pada ban yang bisa dijadikan pedoman oleh setiap pengendara," ujar Rio
Dalam hal ini, Jusri Pulubuhu selaku Pendiri sekaligus Instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menjelaskan mengenai atura tekanan udara pada ban yang ditinjau dari aspek keselamatan.
ADVERTISEMENT
“Tekanan angin pada ban harus disesuaikan dengan kondisi permukaan jalan. Contohnya tekanan angin ban pada saat musim kemarau itu beda dengan tekanan angin pada musim hujan,” ujar Jusri.
Menurut dia, pada saat musim hujan, tekanan udara dalam ban harus dilakukan penyesuaian tapi tidak boleh berlebihan.
“Pada musim hujan, tekanan udara itu harus dikurangi. Contohnya pada mobil kalau standarnya 32 Psi (pound per square inch) itu dikurangi paling tidak 2-4 Psi, jadi tekanan udaranya (sekitar) 28 Psi,” jelasnya.
Menurut Jusri, mengurangi tekanan udara pada ban diyakini mampu memberikan traksi yang lebih saat musim hujan. Hal tersebut disebabkan, karena pada saat musim hujan dan lintasan basah, maka hal tersebut dapat membuat tarikan roda ke permukaan jalan berkurang.
ADVERTISEMENT