AHM dan Dua Kejutan di Honda ‘Supra X Helm In’

4 Februari 2019 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Honda Supra X 125 Helm In sudah tak lagi dipasarkan Honda Indonesia. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Honda Supra X 125 Helm In sudah tak lagi dipasarkan Honda Indonesia. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Cengkerama empat pemuda-pemudi di atas kendaraan bermotor roda dua, sambil berwisata diiringi lagu bernada ceria, mengawali potongan iklan produk bebek legendaris Honda Supra X 125 Helm di 2011 silam.
ADVERTISEMENT
Berdurasi sekitar satu menit, rentetan momen bahagia coba dipotret. Tak hanya kawula muda, tapi juga kebersamaan keluarga, seperti saat sang ayah datang membawakan kejutan buah tangan kepada sang anak, yang disimpan di dalam bagasi motor.
Honda di dalam iklan itu coba meng-highlight salah satu value dari sepeda motor bebeknya, yang tak hanya jadi alat mobilitas, tapi punya nilai fungsional baru, khususnya soal bagasi penyimpanan yang besar.
Saat Supra X Helm In lahir, Honda mengklaim produknya tersebut sebagai bebek dengan bagasi penyimpanan terbesar di kelasnya, sampai helm saja bisa masuk. Mungkin ini yang akhirnya memunculkan, jingle ‘Karena Hidup Penuh Dengan Kejutan’.
Membawa nilai fungsionalitas baru pada segmen underbone, Supra X 125 Helm In yang lahir di September 2011, merupakan generasi ketiga dari keluarga bebek Supra yang pertama kali digelontorkan di pasar pada 1997-2001.
ADVERTISEMENT
Kelapangan bagasinya memiliki kapasitas total 19,5 liter dan tangki BBM dengan kapasitas terbesar di segmen bebek yaitu 5,6 liter. Ini menjadi selling point, terlepas dari teknologi PGM-FI (injeksi) dan tenaga dari mesin 125cc yang mencapai 9.63 PS atau 9,49dk pada 7.500 rpm.
Honda Supra X 125 Helm In sudah tak lagi dipasarkan Honda Indonesia. Foto: istimewa

Upaya Dorong Bebek

Honda saat itu agaknya sedang mendorong eksistensi motor bebek kembali. Karena tren sepeda motor yang sudah mulai bergeser dengan motor matik, yang punya nilai fungsional dan kepraktisan lebih.
Sebut saja, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) pada mulai dari 2010 segmen skutik mulai mengambil porsi paling besar penjualan motor domestik di angka 45,8 persen sementara bebek hanya 45,1 persen.
ADVERTISEMENT
Di tahun berikutnya di 2011 angkanya semakin turu, segmen bebek hanya berkontribusi 37,6 persen. Saat itulah, ketika keluarga Supra hanya dihuni Supra X 125 SW dan CW, serta Supra Fit R, Honda menambahkan varian baru Supra X 125 Helm In, buat merangsang lagi pasarnya.

Kejutan Kedua

Namun, delapan tahun setelah kelahiran motor bebek pertama dengan bagasi super besar, Supra X 125 Helm In, PT Astra Honda Motor (AHM) kembali mengungkap kejutan lain. Namun sayangnya, bukan kabar yang terdengar baik.
Grafik pasar sepeda motor tiap segmen di Indonesia sejak 2009. Foto: AISI
Mereka memutuskan untuk tak lagi menjualnya. Ini dilakukan bersamaan dengan disuntik matinya produk di segmen bebek juga yaitu Honda Blade 125 (CZ-i versi Thailand) yang usianya dua tahun lebih tua.
ADVERTISEMENT
Direktur Pemasaran PT AHM, Thomas Wijaya mengaku mereka harus mengorbankan model-model tersebut, karena adanya perubahan selera konsumen yang lebih memilih motor matik ketimbang bebek manual.
"Kami melihat bahwa saat ini terjadi pergeseran konsumen dan tren, sehingga untuk ketiga motor tersebut tidak kami lanjutkan lagi. Kami harap konsumen bisa beralih ke berbagai produk line-up yang kami tawarkan," sebut Thomas kepada kumparanOTO, Sabtu (2/2).
Bagaimana tidak, sepanjang 2011-2018, kembali mengacu pada data AISI, motor bebek peminatnya semakin menipis dan mulai ditinggalkan konsumennya yang beralih ke skutik.
Jika mengurutnya sejak 2012, kontribusi bebek pada distribusi nasional berada di angka 30,0 persen, merosot di 2013 menjadi 22,8 persen, 2014 18,7 persen. Selanjutnya di 2015 kembali merosot di angka 13,24 persen, 2016 10,11 persen, 2017 8,43 persen, dan terakhir di 2018 di angka 7,9 persen.
ADVERTISEMENT
Pengurangan minat ini membuat Honda harus realistis memandang pasar. Karena, dengan skala ekonomi yang semakin kecil, karena demand yang menurun, membuat cost produksinya semakin besar dan berefek pada harga jual menjadi tak kompetitif, bahkan bisa menggerus margin untung.
Bukan tidak mungkin nantinya, setelah sang raja bebek saja sudah mengendur, akan ada merek-merek lain yang mulai menguburkan underbone mereka. Saat ini, setidaknya semua merek yang berada di bawah AISI masih memasarkan motor bebek.
Ada Suzuki dengan model Smash 110 mereka, lalu TVS Neo XR dan Rockz. Selanjutnya ada Yamaha Jupiter Z, MX dan Vega Force. Sedangkan Honda tinggal menyisakan Revo X, Supra 125 FI dan Supra GTR 150.