Bedah 3 Mode Berkendara Mitsubishi Outlander PHEV

11 Juli 2019 18:03 WIB
clock
Diperbarui 25 Juli 2019 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Outlander PHEV jadi mobil plug-in hybrid pertama Mitsubishi yang dijual di Indonesia. Mobil yang dibuat di fasilitas produksi Mitsubishi di Okazaki, Jepang ini nantinya akan dijual dengan kisaran harga Rp 1,2 sampai 1,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Sebagai jawaban atas kendaraan ramah lingkungan, mobil hybrid setrum ini juga dapat dioperasikan layaknya sebuah mobil listrik murni tanpa gas buang. Setelan atau gaya mengemudi ini jadi satu dari tiga mode berkendara yang ditawarkan Outlander PHEV.
Peluncuran Mitsubishi Eclipse Cross dan Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Nah apabila ingin tahu lebih lanjut bagaimana tiga mode berkendara tersebut, simak ulasan berikut berdasarkan paparan Assistant Division General Manager Product Strategy Division and General Manager Electric Vehicle Solution Department Mitsubishi Motors Corporation (MMC), Takashi Hiromatsu saat mengenalkan Outlander PHEV, Selasa (9/7) malam.
"Sistem hybrid akan memilih yang paling cocok di antara tiga drive mode, drive mode yang ada dapat menawarkan akselerasi yang mulus dan kenyamanan berkendara," kata Hiromatsu.
Layout dapur pacu Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Namun sebelum mengenalnya lebih jauh, kami segarkan lagi informasi sumber tenaga listrik maupun mesin konvensional dari Outlander PHEV ini.
ADVERTISEMENT
Dari data spesifikasi, SUV ini mendapat asupan tenaga dari mesin bensin 2.400 cc dengan output 132 dk dan torsi puncak 211 Nm. Tak cuma itu, ada dua motor listrik yang diletakkan pada bagian depan dan buritan mobil.
Masing-masing menjanjikan tenaga 80 dk dan torsi 137 Nm untuk motor listrik depan, serta 93 dk dan torsi maksimum 195 Nm. Kedua motor listriknya itu mendapat daya dari baterai berkapasitas 13,8 kWh dengan tegangan 300 volt.
Daya jelajah Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Ketika habis, baterainya itu bisa diisi kembali hingga penuh selama 5,5 jam, atau dengan colokan quick charge yang hanya memakan waktu 25 menit sampai baterai terisi hingga 80 persen.
Oke, lanjut ke bahasan tiga mode berkendara tadi.
ADVERTISEMENT
EV Drive Mode
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Pertama seperti dijelaskan sebelumnya, ada mode pengendaraan listrik murni. Ini artinya mobil berjalan hanya dengan asupan tenaga dari baterai.
Bisa dibilang mode ini sebagai awalan saat mengemudikan Outlander PHEV. Selayaknya mobil setrum kebanyakan, motor listriklah yang akan menggerakan roda, pengendaraannya senyap dan tanpa gas buang.
Series Hybrid Mode
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kedua ada Series Hybrid Mode. Pada mode ini tenaga utamanya masih dari motor listrik. Hanya saja ketika membutuhkan tenaga yang lebih besar, mesin 2.400 cc akan mengintervensi tapi bukan untuk menggerakan roda.
Mesin akan bekerja guna menggerakan generator untuk menghasilkan daya listrik ke baterai. Jadinya saat daya baterai menipis, akan langsung terisi lagi oleh generator tadi.
ADVERTISEMENT
Mode ini aktif ketika pengemudi sedang menanjak menaiki bukit, atau berkendara di perkotaan ketika daya baterai mulai menipis.
Parallel Hybrid Mode
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Terakhir ada Parallel Hybrid Mode. Nah untuk mode ini tetap tenaga utamanya dari motor listrik, hanya saja mesin secara periodik akan bekerja menggerakan roda, sekaligus menggerakan generator penghasil listrik untuk asupan baterai motor.
Bisa dibilang pada mode Parallel Hybrid Mode, tenaga penggeraknya merupakan kombinasi antara mesin dan motor listrik.
Mode ini bekerja apabila berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan atau hendak menyalip mobil.
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: kumparanOTO
Kendati demikian, di samping tiga mode tadi, pengemudi dapat mengaktifkan mode EV secara terus-menerus. Caranya dengan menekan tombol bertuliskan EV pada konsol tengah.
Mobil Mitsubishi Outlander PHEV di pameran GIIAS 2019, di ICE BSD, Tangerang Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Apabila menerapkan gaya berkendara ini, daya baterainya akan sanggup diajak jalan sejauh 55 km. "Bahkan jarak yang ditempuh bisa sangat jauh hingga 600 km tanpa charging station (bila tidak menekan tombol EV). Dapat saya katakan Outlander PHEV sebagai model premium karena kami integerasikan dengan teknologi baru dengan lebih 50 tahun penelitian dan pengembangan," pungkas Hiromatsu.
ADVERTISEMENT