Berkendara Saat Hujan: Waspada Hydroplaning dan Cara Mengatasinya

31 Oktober 2018 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
ADVERTISEMENT
Berkendara dalam kondisi hujan perlu kemampuan mengemudi yang baik. Pendiri sekaligus instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengimbau pengendara untuk mewaspadai potensi terjadinya hydroplaning atau aquaplaning.
ADVERTISEMENT
"Kita harus mewaspadai lintasan-lintasan basah, walaupun tidak banjir, lapisan yang setipis kurang lebih 1 cm saja itu bisa membuat kendaraan tidak terkendali baik itu mobil maupun motor," kata Jusri saat dihubungi kumparanOTO.
Lapisan air itu menghalangi kontak antara permukaan ban dengan jalan. Otomatis, traksi traksi roda berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
Agar terhindari dari hydroplaning, ia menyarankan pengendara agar mengendalikan kecepatan --saat hujan lebat atau setelahnya-- untuk menjaga traksi ban.
Manuver
Lalu apa yang harus dilakukan jika kendaraan mengalami hydroplaning? Saran Jusri yang pertama adalah jangan panik dan jangan reflek untuk menginjak pedal rem.
"Pertama-tama tahan setir ke arah selip, kalau bantingan ke kanan, arahkan setir ke kanan baru setelah itu counter ke kiri," jelas Jusri.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sampai kendali terhadap kendaraan didapatkan.
"Di saat yang sama jangan lupa putuskan penggerak roda, kalau mobil manual dengan menginjak kopling, sementara kalau transmisi otomatis pindahkan ke 'N'. Tujuannya agar keempat roda putarannya sama dengan momentum yang ada," terang Jusri.
Setelah itu, kalau kendali sudah didapat secara penuh, barulah kendaraan diarahkan ke posisi yang lebih aman atau lakukan pengereman secara perlahan untuk mengurangi laju kendaraan. Jangan mengandalkan perlambatan dari engine brake karena berpeluang selip semakin parah.
"Saat selip kita tidak boleh melakukan perubahan kecepatan tiba-tiba baik akselerasi maupun deselarasi," tambah Jusri.