Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perusahaan otomotif raksasa Jepang Toyota resmi bergandengan dengan pabrikan China, BYD, untuk pengembangan kendaraan listrik. Keduanya bakal menghasilkan model sedan dan SUV di bawah merek Toyota untuk dipasarkan di negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan proyeksi yang disampaikan pada saat penandatangan kesepakatan, proyek ini bakal terealisasi sekitar tahun 2020 sampai 2025. Tak hanya kerjasama di kendaraannya saja, tapi juga terkait dengan baterainya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Ini merupakan salah satu upaya yang ditempuh, buat memenuhi ambisi Toyota menjadi pemain inti lewat kendaraan listrik. Pasalnya di China, Toyota jauh tertinggal dari kompetitornya, pabrikan Eropa dan Amerika.
Harapannya, kerjasama dengan BYD --pemimpin pasar kendaraan listrik di China dan di dunia, bisa memperkecil gap dengan rival mereka Volkswagen dan General Motors, dalam 10 tahun ke depan. Memang, era elektrifikasi ini memicu pertarungan antar pabrikan berskala global buat mengamankan pasokan baterai, sebagai salah satu sumber energi masa depan.
ADVERTISEMENT
Tak dipungkiri ini bisa jadi kolaborasi yang apik. Pada 2018 lalu BYD berhasil menjual mobil listrik sampai 250.000 unit.
Di samping itu, tak cuma mampu memproduksi baterai, BYD juga mengembangkan motor listrik secara mandiri. Sementara Toyota sudah sangat ahli di industri otomotif, termasuk soal teknologi manufaktur yang mereka miliki.
Kolaborasi dengan BYD merupakan satu dari serangkaian manuver Toyota untuk memperkuat bisnis mereka di ranah elektrifikasi. Belum lama ini, jenama Jepang itu mengumumkan kesepakatan untuk membeli baterai dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) salah satu pembuat baterai EV terbesar di China.
Efeknya ke Indonesia
General Manager Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto mengungkapkan, kerjasama dalam urusan baterai itu terkait dengan pengembangan hybrid, termasuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Intinya juga kemarin kami adakan hybrid activity, di mana sebelumnya hanya Toyota Astra Motor (TAM) saja yang melakukannya, tapi kali ini semua ikut ambil bagian seperti di tingkat regional. Ini pertanda betapa seriusnya Toyota sebagai prinsipal melihat kira-kira apa yang cocok untuk masa depan,” ucap pria dengan sapaan karib Soerjo.
Sementara itu, di kendaraan listrik Toyota pun telah memiliki koalisi yang cukup kuat, termasuk dengan Panasonic serta beberapa merek lain yakni Subaru, Suzuki, Mazda, Daihatsu, serta Hino.