Catatan First Drive Datsun Cross: Seberapa Layak untuk Dibeli

9 Maret 2018 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Datsun Cross melakoni debut pada 18 Januari 2018 lalu sebagai pelunasan janjinya menghadirkan 3 model untuk berkiprah di Indonesia. Wujudnya mengambil basis Datsun Go+, hanya saja terdapat ubahan yang signifikan dari wajahnya dan tampilan luar keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Modelnya kini terlihat crossover dengan penambahan over fender dan roof rail. Selain itu, under guard berwarna silver pada bagian depan dan belakang juga turut hadir mendongkrak penampilannya lebih ‘crossover look’.
Selain itu, Datsun Indonesia juga menambahkan beberapa fitur untuk meningkatkan aspek keselamatan dan pilihan transmisi otomatis (CVT) sebagai bekal untuk bersaing dengan mobil-mobil dalam segmen LCGC, city car ataupun LMPV.
Namun bagaimana rasa berkendara sebagai pengemudi dan penumpang Datsun Cross?
Kali ini kumparanOTO berkesempatan menjajal pertama kali Datsun Cross di Proving Ground Bridgestone, Karawang, Jawa Barat. Simak ulasannya.
Posisi Berkendara
Kesan pertama kali saat duduk di kursi pengemudi tidak begitu berbeda dengan Datsun Go+, visibilitas sangat baik, pilar A kami rasa tidak begitu membutakan. Ditambah visibilitas ke depan lebih terasa adem karena desain dashboard-nya yang simpel dibalur warna hitam.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pengaturan kursi masih berupa sliding dan reclining, belum ada pengaturan ketinggian kursi. Sayangnya lagi setirnya juga masih model fix alias belum terdapat pengaturan tilt dan teleskopik, sehingga posisi setir terasa tinggi. Tapi ada tambahan sedikit, setirnya sangat ringan, yang pastinya bermanuver dalam kota sangat dimudahkan olehnya.
Tuas transmisi CVT Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Tuas transmisi CVT Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Melirik tuas transmisinya, kami suka desainnya elegan dengan dibingkai krom, saat digenggam begitu rigid tidak goyang.
Duduk di kursi baris kedua, pun tidak ada bedanya dengan Datsun G0+. Namun sayang disayang masih absen head rest ataupun hand rest. Sebagai model yang sama dengan Datsun Go+ dengan konfigurasi kursi 5+2, sejujurnya kami penasaran untuk duduk di baris ketiganya, hanya saja kami urungkan niat tersebut karena seperti ulasan sebelumnya, baris ketiga hanya cocok untuk anak-anak.
Bagasi Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Bagasi Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Performa
ADVERTISEMENT
Mobil yang kumparanOTO tes hanya varian transmisi otomatis CVT, karena Nissan Datsun Indonesia sengaja ingin menawarkan performa transmisi otomatisnya yang diklaim halus dan lembut.
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Saat mesin dinyalakan, getar mesin ala-ala mesin 3 silinder seperti Datsun Go sudah tidak begitu terasa, mungkin kualitas engine mounting yang sangat bagus sehingga getaran mesin dapat diredam dengan baik.
Kemudian ketika kami mencoba memasukkan transmisi ke D dan langsung injak pedal gas dalam pada lintasan lurus, memang benar tidak ada hentakan, akselerasinya halus. Hanya saja seperti transmisi CVT kebanyakan, mesinnya 'ngeden' alias tidak menjambak. Putaran mesin seperti tertahan di angka 5.000-6.000 rpm dan membutuhkan waktu yang agak lama untuk mencapai kecepatan 120 km/jam sebelum akhirnya harus deselerasi melibas tikungan.
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Selebihnya kami tidak bisa memacu lebih lanjut karena keterbatasan lintasan, padahal kami ingin mengetahui kecepatan puncak yang dapat dicapai, putaran mesin maksimalnya serta konsumsi bahan bakarnya.
ADVERTISEMENT
Kesenyapan Kabin
Bicara kesenyapan kabin, ada peningkatan yang cukup signifikan dibanding Datsun Go+. Hanya saja saat kami melakukan konfirmasi langsung ke Datsun Indonesia mengenai tingkat kesenyepan kabin Datsun Cross dibanding model lainnya, tidak ada jawaban yang memuaskan.
Hanya saja ketika menginjak pedal gas dalam-dalam, di atas 3.000 rpm raungan mesin langsung terdengar keras. Selain itu yang menjadi catatan selanjutnya adalah suara kolong yang kami rasa masih cukup terdengar baik di jalanan beraspal maupun beton, selebihnya kesenyapan kabin terbilang oke.
Suspensi
Proving Ground Bridgestone di Karawang tempat kami menguji Datsun Cross dilengkapi beberapa lintasan dengan permukaan yang berbeda, salah satunya lintasan dengan permukaan aspal yang bergelombang dan banyak tambalan seperti kondisi kebanyakan jalan di Indonesia.
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Melibas lintasan tersebut dengan kecepatan 60 km/jam cukup membuat kami terkesima, baik saat sebagai pengemudi ataupun penumpang, peredaman suspensi sangat lembut alias tidak mental mentul.
ADVERTISEMENT
Beda hal ketika melibas polisi tidur sebagai representasi polisi tidur pada jalanan perumahan, bantingan kami rasa tidak begitu lembut seperti telah dijelaskan sebelumnya, namun masih kami kategorikan lembut.
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Test drive Datsun Cross (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Handling
Ini bagian yang kami tunggu-tunggu. Sebagai modal untuk bersaing dengan mobil-mobil lain kekinian, fitur keselamatan yang juga mendukung pengoptimalan pengendalian juga hadir pada Datsun Cross.
Fitur tersebut diantaranya anti-lock braking system (ABS), electronic brake-force distribution (EBD), traction control, brake limited slip differential yang disatukan dalam sistem kontrol stabilitas yang disebut vehicle dynamic control (VDC). Dengan VDC, menikung atau berpindah lajur dengan kecepatan tinggi akan meminimalisir gejala understeer ataupun oversteer.
Test Drive Datsun Cross (Foto: dok: Aditya Pratama Niagara)
zoom-in-whitePerbesar
Test Drive Datsun Cross (Foto: dok: Aditya Pratama Niagara)
Benar saja, saat mengaktifkan fitur tersebut, gejala mobil terlempar atau keluar dari lajur tidak terasa berkat VDC, sehingga kepercayaan diri saat bermanuver lebih mantap.
ADVERTISEMENT
Beda halnya ketika VDC dimatikan, melibas tikungan tinggi bokong mobil serasa terlempar, yang membuat tester kumparanOTO harus mengendalikan dengan menahan setir agar tidak ‘liar’.
Test Drive Datsun Cross (Foto: dok: Aditya Pratama Niagara)
zoom-in-whitePerbesar
Test Drive Datsun Cross (Foto: dok: Aditya Pratama Niagara)
Dari sisi penumpang, gejala limbung sangat terasa saat Datsun Cross diajak bermanuver. Sampai-sampai tester kami harus memegang hand grip erat-erat untuk duduk tetap stabil.
Kesimpulan
Model ketiga Datsun ini memang tidak dapat disamakan dengan Datsun Go+ meski berasal dari platform yang sama. Hanya saja Datsun Cross lebih baik ketimbang model Datsun sebelumnya, baik dari penampilan, mesin, transmisi, pengendalian, fitur, kesenyapan kabin, dan desain dashboard-nya.
Tidak lagi mengisi segmen LCGC, Datsun Cross layak dipertimbangkan. Karena seperti yang telah dijelaskan di awal, bermodal fitur keselamatan berupa ABS, EBD, kontrol traksi, brake limited slip differential, vehicle dynamic control, dan dua buah airbag, Datsun Cross bisa menjadi ancaman baru dengan fitur yang lebih lengkap dibanding model pabrikan lain.
ADVERTISEMENT
Ditambah ada pilihan transmisi otomatis yang tentunya menjadi kekuatan baru bagi Datsun untuk bersaing dengan model lain yang sudah siap dengan varian transmisi yang sama. Apalagi harganya sekarang yang sudah dikoreksi menjadi lebih murah Rp 1 juta-an yang kami rasa patut untuk dipertimbangkan untuk membeli mobil di bawah harga Rp 200 juta.