Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Model GSX150 Bandit ini bisa dikatakan wujud revisi dan penyempurnaan dari GSX S150. Terihat dari model joknya yang tidak lagi terpisah sehingga ramah bagi para boncengers yang takut akan ketinggian saat menduduki jok penumpang motor sport.
Untuk membuatnya lebih berbeda dari GSX S150, GSX versi Bandit ini juga memiliki perbedaan seperti model lampu depan dan belakang, spakbor, cover knalpot, hingga rangka dan dimensinya. Selebihnya, mesin, transmisi, maupun posisi setangnya masih sama.
Selain itu, hal apa lagi yang membuat GSX S150 dengan GSX150 Bandit berbeda? Simak ulasannya pada artikel test ride Suzuki GSX150 Bandit berikut.
Posisi berkendara
Pertama kali menaikinya kami kira akan berbeda dengan GSX S150. Namun setelah menduduki joknya, perbedaan itu seakan sirna. Baik posisi duduk, tangan, dan kaki pun tidak banyak berubah dari versi sport-nya itu.
ADVERTISEMENT
Posisi tangan yang lurus untuk menjangkau setangnya membuat badan menjadi condong sedikit ke depan, persis seperti GSX S150. Selain itu posisi kaki dengan foot step yang agak ke belakang juga membuat kaki akhirnya menekuk, beda dari kompetitor yang menawarkan posisi badan tegak dan kaki yang tidak begitu menekuk ala motor sport.
Selain itu, tinggi jok yang mencapai 790 mm rasanya tidak begitu mengintimidasi konsumennya dengan tinggi 170 cm. Dengan postur tinggi tersebut membuat kedua kaki bisa menapak dengan sempurna.
Performa
Setelah starter kami nyalakan, suara mesin khas GSX 150 series langsung terdengar. Bila Anda belum pernah menaiki atau mendengar mesin Suzuki GSX 150 series, mirip sekali dengan suara knalpot Suzuki Satria FU.
ADVERTISEMENT
Lanjut menyoal tenaga mesin, performanya pun sama dengan GSX 150 series. Berdasarkan data spesifikasi, mesin berkubikasi 147 cc-nya ini menjanjikan tenaga 18 dk pada 10.500 rpm dan torsi 14 Nm pada 9.000 rpm.
Bisa dibilang tarikan awal dan menengahnya terasa kosong alias naiknya begitu pelan, artinya tenaga mesin dijaga untuk tidak buas pada putaran mesin bawah hingga menengah demi mengejar kenyamanan berkendara di perkotaan.
Namun beda cerita ketika mencapai putaran mesin di atas 7.000 rpm, tenaganya langsung keluar hingga menyentuh red line pada 12.000 rpm.
Handling dan suspensi
Kemudian bicara handling dan bantingan suspensi, lagi-lagi masih terasa seperti GSX S150. Suspensinya tidak masuk kategori empuk, melibas jalanan yang berjerawat pun rasanya membuat motor ini bergetar.
ADVERTISEMENT
Hanya saja lewat karakter suspensi ini motor jadi lebih stabil dan handling-nya terasa mantap. Menikung ala rebah pun dapat dengan mudah dilakukan karena ayunan suspensinya yang minim, sehingga tidak membuat motor ini limbung.
Apalagi didukung penggunaan ban dengan profil 90/80 ring 17 untuk depan dan 130/70 ring 17 untuk ban belakang yang cukup lebar.
Karakter suspensinya yang keras tadi juga ternyata tidak berlaku saat berboncengan. Ayunan suspensinya baru terasa saat motor ini mengangkut dua orang sekaligus.
Benar rasanya bila motor ini dapat diandalkan untuk penggunaan sehari-hari dengan beragam aktivitas, beda dari model GSX S150 dan R150 yang terbatas untuk hobi dan segmentasi yang tidak terlalu luas.
Posisi duduk jok penumpang
Setelah puas mencobanya secara jomblo, saatnya kami berpindah ke jok penumpangnya dan mengajak rekan media lain duduk di bagian pengendara. Sebenarnya posisi kaki saat duduk tidak begitu berbeda dengan motor naked sport 150 cc kebanyakan, hanya saja posisi foot step yang terlalu dekat dengan foot rest pengendara membuat kami sangsi menggangu pergerakan kaki kanan dan kiri si pengendara.
ADVERTISEMENT
Satu lagi yang menjadi keresahan kami adalah susahnya menggenggam behel alias handle grip motor ini. Entah karena bobot paha kami yang akhirnya menyembunyikan si handle grip atau karena posisinya yang tidak ramah untuk digenggam.
Bisa sebenarnya menjangkau handle grip, tapi terlalu sulit karena ujung jari saja yang menjangkaunya, itu pun membuat jari harus terjepit oleh paha. Jadi cara satu-satunya untuk berpegangan adalah memeluk pinggang si pengendara agar menjaga posisi duduk tetap stabil.
Kesimpulan
Kami bisa katakan bila Suzuki GSX150 Bandit ini bisa menjadi alternatif pilihan kendaraan roda dua guna menunjang aktivitas keseharian. Sayang rasanya bila konsumen yang menginginkan motor daily use, memilih GSX S150 atau R150 yang terlalu sporty.
ADVERTISEMENT
Hanya saja GSX150 Bandit ini perlu revisi sedikit soal posisi duduk dan posisi kaki yang kami anggap sama dengan saudara-saudaranya, masih sporty. Jadi apabila diajak berkendara jarak jauh, posisi badan dan kaki seperti kurang rileks karena harus condong ke depan dan menekuk.
Di samping itu seperti telah dijelaskan sebelumnya, motor ini wajib masuk alternatif pilihan karena banderolnya yang lebih murah dibanding para kompetitornya.