Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ngobrol Santai dengan CEO Ducati yang Pertama Kali Datang ke Indonesia
17 Februari 2017 21:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
CEO Ducati, Claudio Domenicali hari ini mengunjungi Flagship Store Ducati di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Claudio yang datang ke lokasi sejak siang hari sempat mengelilingi showroom Ducati. Ini adalah pertama kali Claudio datang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami beruntung sekali punya beliau. Dia adalah orang yang serba bisa," ujar Managing Director Garansindo Dhani Yahya menjawab pertanyaan kumparan terkait sosok CEO Ducati Claudio Domenicali ke Jakarta, Jumat (17/2).
Kunjungan pria kelahiran 3 November 1965 itu terbilang singkat. Domenicali tiba ke Jakarta pada Jumat (17/2) pagi dan langsung datang ke Ducati Flagship Store di Kemang pada pukul 11.00 WIB.
"Memang ke sini untuk pertemuan bisnis dan dia juga sudah dengar soal showroom kami dan terkesan. Beliau bilang ini merupakan dealer terbaik di dunia," papar Dhani.
Agenda pertemuan Claudio Domenicali dengan sejumlah wartawan, perwakilan Ducati Owners Club seperti DDOCI, dan tim Ducati Sales Operation (DSO) diagendakan pada pukul 15.00 WIB. Satu setengah jam lebih menunggu, ia yang mengenakan setelah kemeja putih itu keluar dari ruangan.
ADVERTISEMENT
Pria murah senyum ini sempat melirik jejeran moge Ducati yang parkir di depan showroom. Kemudian, dia dengan ramah menerima permintaan anggota komunitas yang ingin berfoto.
Domenicali mengawali karir di Ducati pada 1991 hingga akhirnya dipromosikan menjadi Managing Director pada Ducati Corse pada tahun 1999.
Karir dia melesat dan ditunjuk menjadi Direktur Research & Development pada 2005, kemudian sempat merasakan menjadi General Manager of Operations and Product Development pada 2009 dan akhirnya didapuk sebagai CEO Ducati pada tahun 2013.
"Beliau tidak sempat menginap di Jakarta dan akan melanjutkan perjalanan menggunakan penerbangan malam ini," ucap Dhani.
Berikut adalah petikan wawancara CEO Ducati Claudio Domenicali seputar MotoGP dan bisnis mereka di Indonesia:
ADVERTISEMENT
Anda mengungkap soal rencana pengembangan superbike bermesin V4. Apa yang mendasari Ducati membuat model tersebut?
Kami sedang mengembangkannya, pastinya itu superbike. Ini akan menjadi sebuah model kompetitif yang menggunakan mesin yang sama dengan motor Jorge Lorenzo. Kami telah memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di MotoGP, kami bisa mengambil segala kuntungan teknologi yang dikembangkan ke model superbike.
L-twin cylinger engine merupakan mesin yang bagus, kapasitasnya yang digunakan pada Superlegrera. Kemudian kami coba memanfaatkan potensi mesin empat silinder. Mesin tentu saja akan menawarkan performa yang halus pada putaran rendah dan punya kelebihan di putaran tinggi juga.
Kemudian, kami mau mengeksplorasi kelebihan dari Desmodromi, sebuah teknologi buka-tutup katup pada mesin MotoGP yang akan diaplikasikan ke motor produksi.
ADVERTISEMENT
Kami menjadi satu-satunya pabrikan yang mengaplikasikan mekanisme bukaan katup pada MotoGP yang diterapkan ke motor konsumen. Sebab, pabrikan lain menggunakan pneumatic valve tapi tidak diterapkan pada model produksi mereka.
Lalu, bagaimana soal motor bermesin 250 cc satu silinder yang kabarnya tengah dikembangkan Ducati?
250 cc satu silinder? Kalau saya bilang ke kamu pasti saya akan saya bunuh dan saya bisa masuk penjara. Jadi lebih baik saya tidak menginformasikannya.
Tertarik melakukan join venture layaknya KTM-Bajaj dan BMW-TVS?
Saya pikir semuanya bisa saja, tapi agak sulit. Kami punya potensi dan kemampuan untuk membuat produk yang sesuai. Kami akan membangun motor dengan kualitas terbaik.
Jadi, saat kami lakukan, atau mengarah ke sana, kami tetap membuat produk premium. Semuanya harus kami tentukan, mulai dari desain hingga produksi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Anda melihat pasar Asia dan Indonesia?
Pasar Asia sangat menarik. Kami punya pabrik di Thailand, di sejumlah pasar naik cepat, namun ada masalah di beberapa pasar termasuk di sini (Indonesia), ada pajak barang mewah yang jadi kendala dalam penjualan. Ini akan berakibat pada kemampuan membeli sepeda motor karena harganya akan sangat mahal.
Kami berharap di masa depan bisa kontrol hal itu membuat model berkapasitas mesin yang sesuai, dan ada kemampuan kami untuk menawarkan motor yang bisa menjangkau konsumen lebih luas.
Thailand berkembang baik, dan China lebih baik lagi. Jadi, saya berpikir bahwa ada banyak passion di sini. Jika ada passion, kami bisa jual motor, sudah pasti. Jadi kami akan berikan itu, dan akan menjangkau lebih banyak, Seperti di Indonesia, saat ini masih ada satu (showroom) dan kami akan menjangkau lebih banyak tempat, tiga lagi tahun ini.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya soal bangunan, kami ingin membangun struktur dan strategi jaringan. Saat ini Asia seluruhnya, mendekati pasar terbesar dunia yang saat ini masih ada di Amerika. China besar, Thailand besar, di Indonesia masih kecil, tapi ada potensi berkembang.
Saat ini Ducati yang dijual masih dipasok dari Thailand, apakah berencana dirikan pabrik di Indonesia?
Kami perusahaan kecil dengan volume kecil. Kalau kami bangun pabrik dan memproduksi 5.000 unit saja, tak mungkin menutup biaya investasi. Kami masih ada pabrik di Bologna (headquarter), dan di Asia ada Thailand.
Apabila 5-8 tahun ke depan, pasar tumbuh, bisa sampai 10.000 unit, maka kami akan pikirkan hal itu. Tapi (bangun pabrik) bukanlah strategi jangka pendek.
ADVERTISEMENT
Komentar Anda mengenai Jorge lorenzo dan prediksi di MotoGP?
Jorge pembalap sangat kuat. Dia masuk ke tim kami dan semua menunggu dia, dan pertemanan terjalin. Kini semua menjadi lebih rileks. Mungkin dia memang butuh lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan motor, dan saat ini kami sudah merampungkan tes di Phillip Island.
Dia sudah sangat dekat dengan Dovi, di depan Rossi dan Iannone, kami rasa kami bisa kompetitif. Dia memang belum berada di levelnya, tapi ini sudah lebih baik dan baik lagi.
Bagaimana komentar Anda soal hasil tes di Sepang dan Australia?
Saya pikir masih banyak yang harus kami lakukan. Hasil dari dua tes sangat berbeda. Kami sedikit senang dengan hasil di Sepang, sedangkan di Philip Island kita terpukul (dengan hasilnya). Pada hari pertama memang lebih sulit karena motor dikembangkan untuk menggunakan winglet, sehingga kami kesulitan mencari keseimbangan motor.
ADVERTISEMENT
Menurut Anda soal duet Dovisiozo dan Lorenzo di Ducati?
Ini adalah kombinasi yang bagus. Mereka pembalap profesional, saling menghormati dan sama-sama punya karakter yang baik, dan keduanya punya semangat untuk menang. Ekspektasi kami, mereka akan saling mengalahkan satu sama lain. Ini akan baik, buat semua pembalap, musuh paling utama pebalap adalah di kotak yang sama. Karena mereka punya tim yang sama, motor yang sama. Tapi saat mereka bertarung, di bawah aturan, itu akan oke.
Apakah ada kemungkinan perseteruan seperti Lorenzo dan Rossi di Yamaha?
Itu tak akan terjadi
Lalu, soal kompetisi dengan Honda dan Yamaha musim ini?
Honda dan Yamaha saya pikir adalah tim yang sangat kuat dengan dengan pembalap yang sangat baik juga. Tapi dalam tes terakhir dua pembalap kami berada di atas Rossi dengan tim Yamaha. Ini berarti semua tim juga masih mengalami kesulitan, dan Valentino merupakan pembalap dengan motor yang bagus. Sehingga tidak mudah bagi siapa saja.
ADVERTISEMENT
Kami senang menjadi sebagai perusahaan kecil yang bisa berkompetisi dengan level terbaik. Dan kita berkompetisi untuk menang atau memperebutkan posisi yang lain, sehingga kita menjadi kompetitif.