Defensive Driving: Formulasi Berkendara Nyaman, Aman, dan Irit BBM

18 Mei 2018 10:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berkendara (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkendara (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Saat kamu memutuskan untuk berkendara, memahami teori dan tekniknya sudah menjadi kewajiban. Dalam mencari kenyamanan dan keamanan mengemudi, pendiri sekaligus instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusru Pulubuhu, menekankan pentingnya menguasai teori defensive driving.
ADVERTISEMENT
Defensive driving secara sederhana adalah sebuah perilaku berkendara yang menitikberatkan pada analisa lingkungan terkait potensi-potensi yang mungkin terjadi selama berkendara. Sehingga, pengemudi nantinya bisa mengantisipasi dan berpikir untuk menjaga dirinya tetap dalam kondisi aman.
“Antisipasi bisa dilakukan dengan selalu melihat jauh ke depan, dalam artian selalu menganalisa hal-hal yang mungkin yang bisa saja terjadi. Dengan begitu, segala ancaman yang mungkin akan menghampiri dirinya bisa dia cover dan kontrol, itulah defensive driving,” papar Jusri saat dihubungi kumparanOTO.
"Contoh dari apa yang dimaksud dengan selalu jauh berpikir ke depan, misalnya saat seorang pengendara dihadapkan dengan jalan dua jalur, lalu ada mobil yang melintas berlawanan arah, maka pengendara ini sudah berpikir jauh ‘kalau mobil ini pindah ke jalur saya gimana ya’, dari hal itu kalau dia menerapkan defensive driving, dia pasti akan siap kalau-kalau mobil yang berlawanan arah itu pindah jalur, yang tentunya ditunjukan lewat perilaku berkendaranya, dia sudah ancang-ancang, itu sebagian contohnya,” tambahnya.
Ilustrasi berkendara motor (Foto: christels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkendara motor (Foto: christels)
Jusri menambahkan, mengaplikasikan teori defensive driving sendiri bisa dilakukan dengan dua cara, yakni datar dan halus. “Artinya tetap halus, konsisten, menerapkan teknik dasar berkendara, serta tahu kapan harus mengerem dan memahami teknik pengeremannya. Intinya berkendara secara datar, dan tidak ugal-ugalan,” jelas pria yang gemar menunggangi moge ini.
ADVERTISEMENT
Keuntungan defensive driving
Jusri melanjutkan, penerapan teori defensive driving memberikan tiga keuntungan. Pertama, soal kenyamanan. Tentunya rasa nyaman dalam berkendara sulit didapatkan kalau pengendaranya ugal-ugalan.
"Contohnya ya itu tadi kalau dia berkendara ugal-ugalan, gas-rem-gas-rem, itu kan jauh dari rasa nyaman, baik untuk si pengendara maupun penumpang yang ada di mobil atau yang dibonceng di motor misalnya, bahkan untuk kendaraan-kendaraan yang ada di sekelilingnya juga pasti akan enggak nyaman," ungkapnya
Kedua adalah keselamatan. Dengan memahami segala teori dan menerapkannya pada saat berkendara, secara otomatis pengendara mampu mengantisipasi segala potensi dan ancaman kecelakaan. "Pengendara bisa menutup peluang kecelakaan karena dia bisa antisipasi segala kemungkinan dari awal," paparnya.
Ketiga tentu saja ekonomis. Ya, menerapkan defensive driving bukan cuma berimplikasi pada kenyamanan dan keselamatan di jalan. Dia juga memberikan pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dari kendaraan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Perilaku berkendaranya membuat kendaraan yang dia kendarai tentunya akan menjadi irit bahan bakar. Ada alasannya, karena dia selalu antisipasi terhadap apapun yang mungkin akan terjadi di depan, jadi kan dia tidak berkendara secara ugal-ugalan, tidak banyak banyak bermain rem, berkendara selalu dengan flat dan smooth, dan kalaupun dituntut harus mengerem, karena selalu antisipasi dia tidak melakukannya secara tiba-tiba. Poin-poin itu yang membuat irit BBM," kata dia.