Ditantang Jokowi Dongkrak Angka Ekspor, Yamaha Pilih Realistis

4 Desember 2018 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) menjajal motor Yamaha XMax di pabrik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Jakarta, Senin (3/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) menjajal motor Yamaha XMax di pabrik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Jakarta, Senin (3/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo hadir dalam seremoni 1,5 juta unit ekspor motor Yamaha pada Senin (3/12) di pabrik Yamaha Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dalam sambutannya, mantan Gubernur Jakarta itu menantang Yamaha untuk bisa mengapalkan 75 persen dari total produksi pada 5 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
"Saya hargai upaya yang dilakukan Yamaha Indonesia ini, kalau produksi dalam negerinya saat ini 75 persen dan 25 persen untuk ekspor, ya lima tahun lagi dibalik," ujarnya Jokowi.
Menanggapi hal ini, Executive Vice President PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti menjelaskan akan mengkajinya lebih lanjut sebab tidak semua negara mau jadi tujuan ekspor.
Suasana lokasi perakitan motor Yamaha di Pulo Gadung. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lokasi perakitan motor Yamaha di Pulo Gadung. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
"75 persen produksinya berbalik tentu kami senang, mudah-mudahan pasar domestik tumbuh tapi ekspor juga tumbuh, dan ini harus dikalkulasi lebih matang lagi. Masalahnya tidak semua negara mau impor karena mereka juga berpikir mau mengembangkan produksi dalam negeri," kata Dyon menjawab pertanyaan kumparanOTO usai acara tersebut.
Pada pasar-pasar tertentu, Yamaha Indonesia memilih untuk mengekspor secara CKD (terurai). Cara ini, katanya, menjadi solusi agar negara tujuan bisa mendapatkan penambahan nilai (value added) dari aktivitas perakitan.
ADVERTISEMENT
"Ada 5,3 juta set CKD sudah kami jual ke negara tujuan untuk bisa dikembangkan menjadi unit utuh, karena mereka ingin punya value added sendiri dan menyerap tenaga kerja," tambah Dyon.
Presiden Jokowi hingga Gubernur Anis Baswedan tinjau lokasi perakitan motor Yamaha di Pulo Gadung, Jakarta Timur. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi hingga Gubernur Anis Baswedan tinjau lokasi perakitan motor Yamaha di Pulo Gadung, Jakarta Timur. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
Di samping itu, kinerja ekspor juga sangat dipengaruhi dengan sejumlah regulasi importasi yang diterapkan di negara tujuan ekspor. "Untuk peningkatan ekspor tersebut mudah-mudahan bisa tercapai, tapi ada kendala lain yang kami hadapi, tiap negara (tujuan ekspor) juga ada proteksi dari barang impor, jadi kami harus mencermati lagi porsi produksi untuk domestik dan eksporya," jelasnya.
Sementara itu, ekspor sepeda motor Yamaha produksi Indonesia mengalami peningkatan 14,7 kali lipat pada tahun ini dibandingkan dengan tahun 2014. Empat tahun lalu, pabrikan hanya mengirimkan 23 ribu unit, sementara pada tahun ini bisa mencapai 338 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Peningkatan ekspor tersebut memberikan kontribusi positif dengan mencatatkan surplus perdagangan mencapai Rp 11,8 triliun.