Formula E dan Semangat Mempopulerkan Mobil Listrik

11 November 2018 20:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Konsep balap Formula E lahir dalam sebuah acara jamuan makan malam di Paris. 3 Maret, 2011. Alejandro Agag, Jead Todt, dan Antonio Tajani duduk dalam satu meja makan bersama Presiden Parlemen Eropa membahas soal kompetisi balap formula berbasis mobil listrik. Tiga tahun kemudian, seri pertama bergulir di Beijing pada September 2014.
Spark Renault SRT_01 E (FIA Formula E), diperkenalkan di Frankfurt Motor Show 2013. (Foto: Wikimedia)
Pada musim pertama, Formula E memiliki 11 seri balap yang digelar di 10 kota yang berbeda. Pebalap asal Brasil, yang mewakili tim NEXTEV Team China Racing keluar sebagai juara. Kini setelah empat musim berlalu, Formula E sudah menggelar 35 seri balap.
Sejumlah pabrikan ternama telah menyatakan diri untuk ikut berpartisipasi, termasuk Porsche, Audi, dan Mercedes. Dari sisi sponsor; Julius Baer, Tag Hauer, Allianz hingga perusahaan besar ABB turut mensponsori perlombaan ini.
ADVERTISEMENT
"Kemitraan dengan ABB bukan hanya masalah mendatangkan sponsor besar; apa yang dimiliki ABB juga sangat berguna bagi Formula E," kata bos Formula E, Alejandro Agag.
Formula E jadi unjuk gigi dan tes teknologi mobil listrik. (Foto: www.fiaformulae.com)
Mobil Balap Formula E
Di musim awal, seluruh tim yang berkompetisi menggunakan Spark-Renault SRT 01E yang digarap oleh Spark Racing Technology. Sasis dirancang oleh Dallara dan motor listriknya dipasok oleh McLaren — sama dengan motor McLaren P1.
Balap mobil formula yang ramah lingkungan (Foto: www.fiaformulae.com)
Komponen lain seperti baterai, dipasok oleh Williams Advanced Engineering. Sedangkan, untuk transmisi lima percepatan dibuat oleh Hewland. Sementara, Michellin dipilih sebagai pemasok bannya.
Satu unit mobil Formula E menggendong sel baterai lithium-ion seberat lebih dari 200 kilogram, atau setara dengan jumlah sel baterai yang ada pada 4.000 ponsel.
ADVERTISEMENT
Setiap tim hanya diperbolehkan menggunakan kapasitas 28 kWh dalam setiap sesi balap. Tak hanya itu, power tiap mobil juga dibatasi. Memasuki musim ke dua, kapasitas baterai ditambah. Sebelumnya, baterai seberat 200 kilogram ditambah menjadi 250 kg. Sedangkan, kapasitas daya meningkat menjadi 54 kW.
Balapan yang senyap
Formula E merupakan balapan yang unik. Bila pada Formula One orang mengharapkan raungan mesin, di sini nyaris tak ada kebisingan.
Mobil mengeluarkan suara yang unik —mirip dengan mobil-mobil di film fiksi ilmiah. Suara itu dihasilkan dari gesekan permukaan ban yang dikombinasikan dengan aerodinamika mobil dan penggerak listriknya. Menariknya, dari musim pertama hingga keempat, suara unik itu mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs FIA, SRT 01E memproduksi 80 desibel (dB) suara dalam kecepatan penuh, atau masih lebih bising ketimbang mobil bermesin bensin yang menghasilkan suara 70 dB. Tingkat kebisingan Formula E tentu saja ada di bawah Formula One yang bisa mencapai 140 dB.