Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Giliran Restorasi RX King 1993 yang Ditawar Ratusan Juta
16 Maret 2018 18:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Restorasi sepeda motor tua (jadul alias jaman dulu) nampaknya sedang mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Tidak sedikit motor jadul yang menarik atensi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Jika kemarin ada Honda Astra Grand yang 'segar' layaknya baru keluar dari diler, kali ini giliaran 'Si Raja Jalanan' Yamaha RX King yang direstorasi dan mendapat perhatian dari masyarakat.
Bukan sembarang RX King yang ditunjukan di akun Facebook Gandi Hasstex ini. Motor yang dijuluki 'Si Bibir Merah' ini adalah Yamaha RX King tahun 1993 yang pada masanya dikenal karena mengubah tren sepeda motor yang memadukan warna hitam dengan merah --kala itu sepeda motor cenderung berwarna senada, hitam-hitam misalnya.
Ikutan penasaran dengan Yamaha RX King '93 yang dilahirkan kembali ini kami pun menghubungi empunya sang sepeda motor, Hedi Achmad Sugandi.
Sugandi atau yang biasa dipanggil Pak Haji ini bukanlah 'anak kemaren sore' jika bicara tentang modifikasi ataupun restorasi sepeda motor. Pria yang masih aktif sebagai speed off-roader --yang bahkan pernah menjadi juara mobil rally nasional pada 2001-- ini mengaku sudah menggeluti dunia modifikasi sejak tahun 90-an.
ADVERTISEMENT
"Sebelum RX King ini sempat modifikasi Yamaha NMax, sebelumnya lagi Yamaha Nouvo dan Yamaha Mio. Rada awal-awal itu modifikasinya mobil," jelas dia.
Oleh karena itu dia sedikit terkejut ketika Yamaha RX King 1993 yang ia restorasi menjadi ramai di media sosial.
"Tapi mohon maaf sebelumnya saya mau bilang sekali lagi, restorasi kemarin ini tidak ada tujuan untuk jualan apalagi cari sensasi," jelas dia sopan.
Meski tidak dijual, pria 49 tahun ini mau berbagi mengenai informasi tentang RX King yang dia bangun ini.
"Motor ini saya beli seharga Rp 16,5 juta dan untuk biaya restorasi untuk part-partnya sendiri mencapai Rp 45-50 juta," jelas dia.
Dia juga mengakui kalau sepeda motor ini dia bangun bersama rekan-rekannya di gudang tidak terpakai yang kemudian disulapnya menjadi bengkel terbatas yang diberi nama Hasstex Motorsport.
ADVERTISEMENT
Sugandi juga mengakui ini bukanlah RX King pertama yang dia garap. Pertama dikenalkan dengan RX King sekitar enam bulan yang lalu, dia menjadi penasaran dengan motor ini tatkala seorang rekan berani menawar RX King Silver miliknya seharga Rp 40 juta.
Setelah itu dia semakin penasaran dengan RX King yang harganya melambung sampai akhirnya bersama rekan-rekannya berhasil mengumpulkan sembilan unit RX King untuk direstorasi. Sampai saat ini sendiri, "Bibir merah" adalah hasil restorasinya yang keempat dan yang paling spesial.
Si "Bibir Merah" sendiri jika melihat penampakannya terlihat sangat 'segar' seperti baru keluar dari diler. Pak Haji juga menambahkan sekitar 80-95% ini dia poles dengan part asli layaknya motor baru.
"Susah juga kumpulin part-partnya karena sudah tidak diproduksi, kayak spakbor depan yang harganya dulu sekitar Rp 175 ribu saya beli Rp 1,5 juta. Cover jok itu juga asli punya RX King dibeli Rp 1,6 juta," jelas Pak Haji.
Meski begitu ada juga bagian seperti arm yang sudah sangat sulit didapatkan yang baru, oleh Sugandi dilakukan cat ulang agar terlihat seperti baru.
ADVERTISEMENT
Terkait reaksi di internet dia sendiri pun sebenarnya merasa senang dan merasa hasil kerjanya diapresiasi meski dia juga menyayangkan ada beberapa komentar bernada negatif ataupun bercanda yang menurutnya kelewat batas.
"Seperti yang mau tukar dengan mobil ataupun tukar dengan ginjal itu saya sayangkan, tapi yang bener-bener ngerti (tentang RX King) seperti yang menawar di harga Rp 70 juta itu masuk akal dan membuat saya merasa kerja keras saya dihargai," sebutnya.
Lebih lanjut dia berkata akan melanjutkan merestorasi lima unit RX King yang menanti untuk direstorasi. Dia juga menegaskan dia tidak pernah bermaksud mencari sensasi dengan merestorasi sepeda motor ini.
Dia juga berpesan agar lebih banyak orang yang mau merestorasi ataupun memodifikasi sepeda motor harus dilakukan sampai tuntas.
ADVERTISEMENT
"Saya punya prinsip, kalau mau bangun (modifikasi) kendaraan itu harus punya target, jadi tau mau seperti apa nantinya, kalau enggak hanya rugi waktu dan uang," tutup dia.