Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Infrastruktur Kendaraan Listrik Bukan Cuma Stasiun Pengisian Baterai
28 Mei 2018 11:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Wacana untuk menjadikan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi di masa depan makin kuat gaungnya. Indonesia juga terlihat mulai bersiap-siap bergerak ke arah sana.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pada tahun 2025 sebanyak 20 persen dari mobil yang diproduksi di Indonesia adalah mobil rendah emisi , bisa mobil hybrid, plug-in hybrid, atau mobil listrik berbasis baterai.
Namun untuk menuju ke sana tentu diperlukan persiapan agar nantinya kendaraan listrik dapat beroperasi dengan baik di Indonesia. Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, menjelaskan kalau setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan kalau Indonesia mau mengembangkan kendaraan listrik.
"Kan ada empat pilar, customer, infrastruktur, regulasi, dan supply chain (rantai pasok)," sebut Warih. Dari keempat hal yang disebutkan mungkin infrastuktur menjadi salah satu yang perlu mendapat perhatian khusus karena nantinya akan secara langsung ditemui pengguna.
ADVERTISEMENT
Ya, infrastrukur memang menjadi salah satu hal yang kerap kali dipertanyakan kesiapannya jika kita membicarakan kendaraan listrik. Tidak lagi menggunakan bahan bakar, kendaraan listrik akan memanfaatkan baterai yang dapat diisi ulagn dayanya sebagai sumber energi.
Lebih lanjut Warih kemudian menjelaskan kalau yang dimaksud infrastruktur ini juga tidak hanya soal tempat pengisian daya saja (charging station). Hal-hal yang menyangkut masalah purnajual dan servis juga perlu mendapat perhatian.
"Tapi sebenarnya infrastruktur tuh bukan cuman charging station ya. Misal kendaraan konvensional servis dua jam, nanti kendaraan listrik servis juga harus dua jam lah. Kalau gak nanti gak ada yang mau. Hal-hal seperti itu juga termasuk infrastruktur juga. Semua service juga termasuk equipment di bengkel," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa juga soal komponen kendaraan. Menurut Warih secara teori, ada sekitar 30 persen komponen kendaraan yang berfokus pada permesinan yang nantinya juga perlu dipersiapkan baik rantai pasok maupun pemahaman teknologinya.
(Gaikindo juga sempat mengungkapkan kalau sebaiknya Indonesia terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk membangun kendaraan listrik sebelum bermimpi punya mobil listrik nasional. Selengkapnya bisa di baca di sini .)