Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, lucky draw selalu memberikan sesuatu yang berbeda, setelah tahun kemarin Lulut Wahyudi, Direktur Kustomfest merancang “Belo Negoro” dengan DNA Harley Davidson yang terinspirasi dari kekuatan militer Indonesia yang kuat.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk tahun ini ia merilis “Ontoseno” sebuah motor yang mewarisi sejarah kehidupan Satria Pandawa. Lulut menjelaskan, Ontoseno merupakan representasi yang cocok tentang jiwa dan semangat berani berkorban demi negara dan orang-orang yang dicintainya.
“Pengorbanan yang dilakukan era sekarang ini kebanyakan disisipi kepentingan tertentu, bukan pengorbanan demi kebaikan bersama. Dan ini saya terapkan pada Ontoseno yang berwujud motor kustom yang menganut style Flat Race,” ujarnya saat konferensi pers lucky draw Kustomfest 2019, Jumat (4/10), di Yogyakarta, Jawa Tengah.
Sementara untuk alasan mengapa memilih Flat Track, Lulut menjelaskan agar selaras dengan program yang pertama kalinya dihadirkan di Kustomfest yakni Flat Track Race. “Ada konektivitas antara lucky draw dengan program perdana di Kustomfest tahun ini,” ujar Lulut.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk total waktu pengerjaan Lulut mengaku membutuhkan waktu 21 hari agar Ontoseno bisa tampil asyik dan nyaman saat dikendarai. Tak hanya menggaet satu builder, lucky draw tersebut dikerjakan oleh beberapa builder ternama di Tanah Air.
Mari kita bahas tampilannya. Secara total motor ini memang punya DNA motor balap lawas ala garuk tanah. Rangkanya dan mesinnya diambil dari Triumph T140 Bonneville 750, basik motor ini sendiri punya sejarah panjang di ajang dunia balap, terlebih saat itu Balap Production TT (Tourist Trophy) adalah ajang balap yang prestisius dan di balap itulah nama Bonneville menjadi tersohor.
Nah agar tampil dengan karakter garuk tanah yang kuat, desain knalpotnya dibuat mengarah ke atas tepat di posisi bodi samping kanan. Knalpotnya itu dilabur dengan kelir warna krom selaras dengan cover fender engine di bagian bawah.
Urusan kaki-kaki, Ontoseno dikawal suspensi depan berjenis teleskopik 36 mm dipadukan dengan suspensi belakang monoshock 335 mm. Ukuran velg depan jari-jarinya menggunakan ring 19 dengan ukuran ban 3.50. Sementara untuk velg belakang, menggunakan ring 18 dengan profil ban 4.00.
ADVERTISEMENT
Secara visual hasil karya ini memang patut diacungi jempol. Lantas, siapakah yang akan berhasil membawa motor ini pulang? Simak terus di kumparanOTO.