Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ada sebuah tren yang kembali naik daun bagi pecinta otomotif lokal. Dalam beberapa bulan belakangan bukan hanya sepeda motor keluaran terbaru yang dibanderol mahal tapi juga motor-motor tua.
ADVERTISEMENT
Mulai dari unit Honda Astrea Grand, Yamaha RX King, Suzuki Satria Hiu sampai Honda Dream sukses menarik perhatian penggiat roda dua lokal. Motor-motor ini mungkin hanya dibanderol puluhan juta saat pertama kali diluncurkan, namun di tahun 2018 ini harganya bisa mencapai ratusan juta.
Tentunya bukan motor tua biasa. Ada dua hal yang setidaknya diketahui bisa mengangkat harga motor-motor jadul ini.
Yang pertama, restorasi ke bentuk orisinil yang sedang cukup marak dilakukan. Contoh paling fenomenal dari kasus ini mungkin bisa ditengok pada Honda Astrea Grand yang sempat dijual Rp 80 juta awal Maret lalu dan Yamaha RX King tahun 1993 yang ditawar hingga Rp 100 juta beberapa hari kemudian. Kedua motor yang dibuat tahun 1990-an awal ini sendiri diboyong dengan harga jauh lebih rendah saat belum direstorasi.
ADVERTISEMENT
"Motor ini saya beli seharga Rp 16,5 juta dan untuk biaya restorasi untuk part-partnya sendiri mencapai Rp 45-50 juta," ujar Hedi Achmad Sugandi, pria di balik RX King 'bibir merah' yang sempat ramai dibicarakan itu.
Sedangkan Zubastian Rahman yang melahirkan kembali Honda Astrea Grand tahun 1991 mengisahkan kalau motor itu dia beli dengan harga 'hanya' Rp 3,4 juta.
Keistimewaan dua motor ini pun sebenarnya tidak jauh berbeda, keduanya dibangun ulang dengan part-part orisinil sehingga hasilnya adalah sepeda motor tua dengan tampilan layaknya baru keluar dari diler. Tentunya pengumpulan komponen-komponen ini tidak mudah dan memakan waktu.
"Saya ubah semuanya pakai part asli Honda Astrea Grand tahun 1991 yang baru. Cuman sasisnya saja yang masih bawaan. Tapi di situ serunya, saya senang nyari-nyari dan ngerakit motor kayak gini,"cerita Zubastian kala dihubungi kumparanOTO kala itu.
ADVERTISEMENT
Keuntungan berlipat ganda yang bisa didapat dari modifikasi motor macam ini membuat mulai banyak bengkel yang coba menggeluti bisnis restorasi motor tua. Green Seta salah satunya. Mereka merestorasi motor- motor 2-tak seperti Yamaha F1ZR, Suzuki Satria Lumba, dan Hiu serta Yamaha 125 Z.
"Semua yang kami jual merupakan motor yang sudah kami restorasi terlebih dulu. Semua komponennya merupakan komponen original, yang dijamin keasliannya," papar Arya Seta, bos besar Green Seta.
Nilai keaslian sepeda motor yang coba diberikan kembali adalah keunggulan dari produk restorasi ini. Sedangkan bagi konsumen, mendapat barang antik dengan kualitas setara barang baru tentu sangat menggiurkan.
Selain nilai orisinalitas ada juga sepeda motor tua yang harganya melonjak karena balutan sejarahnya. Contohnya Honda Astrea Grand --motor bebek yang satu ini memang sangat populer di tahun 1990-an-- yang disinyalir pernah dimiliki mantan Ketua MPR, Amien Rais. Sang pemilik, Antok, warga Bantul, Yogyakarta, menawarkan motor ini dengan harga Rp 40 juta. Dia mengaku sengaja tidak mengganti kepemilikan motor ini karenan menganggap Amien Rais tokoh yang cukup penting.
"Saya mau balik nama, tapi sayang kan, namanya (Amien Rais) udah terkenal. Jadinya enggak saya balik nama," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ada juga satu unit motor Honda Dream 305 Touring yang dibanderol Rp 150 juta. Padahal motor ini dibuat tahun 1962, alias usianya sudah 50 tahun lebih. Ade Irawan, pemilik motor ini menceritakan kalau motor ini adalah bekas patwal presiden. Lebih tepatnya presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Tidak hanya bernilai sejarah Ade juga mengaku hanya menanggalkan sirene dan mengganti karburator motor agar tetap dapat digunakan.
Nah, berdasar kisah-kisah tadi rasanya cukup menarik untuk menjual motor-motor antik. Bisa dibeli dengan harga murah, dengan sedikit upaya atau keberuntungan, harganya bisa melonjak tinggi.