Jangan Lakukan 2 Kebiasaan Ini Saat Mengendarai Motor Kopling

21 Juni 2018 8:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test Ride Royal Enfield Himalayan (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Test Ride Royal Enfield Himalayan (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Mengendarai motor manual apabila sudah lancar tentu akan menyenangkan. Pengendaranya bisa mengatur bukaan kopling dan gas untuk mengejar torsi sesuai keinginan. Sayangnya di samping itu pengendaranya sering melakukan kesalahan yang berulang-ulang, apabila sering dilupakan membuat umur komponen mesin dan penggerak lebih pendek juga konsumsi bahan bakar lebih boros.
ADVERTISEMENT
Menurut pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, kesalahan umum yang sering dilakukan pengendara motor manual atau kopling adalah mengabaikan waktu perpindahan gigi dan fungsi kopling.
Nah untuk kesalahan yang pertama ini pengendara motor manual sering memindahkan gigi tidak tepat sesuai torsi mesin.
"Pengendara sering salah melakukan perpindahan gigi selalu pada putaran mesin tinggi, jadi istilahnya membiarkan mesin meraung baru memindahkan gigi. Sebaliknya perpindahan gigi rendah juga dilakukan pada putaran mesin yang masih tinggi, yang terjadi adalah engine brake yang besar, yang kasar ini sebenarnya tidak baik bagi perlambatan normal karena konsumsi bahan bakar berlebih," ujar Jusri saat dihubungi kumparanOTO pada Rabu (20/6).
Selain konsumsi bahan bakar yang banyak, perilaku tersebut juga rupanya membahayakan bagi pengendara, karena apabila melakukannya pada permukaan jalan yang licin akan membuat selip alias ban belakang kehilangan traksi atau power slide.
Test ride all New Honda CB 150 Verza. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Test ride all New Honda CB 150 Verza. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"Engine brake yang besar konsekuensinya pada permukaan jalan yang licin, basah atau pada gravel membuat selip karena daya cengkeram roda belakang berkurang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Hal kedua yang sering dilakukan adalah pengendara motor manual melakukan perlambatan bersamaan dengan mengaktifkan kopling, yang ada adalah laju motor makin tak terkendali karena tidak adanya engine brake.
"Sering terjadi kesalahan saat melakukan perlambatan. Setelah gas ditutup dan kedua rem diaktifkan, saat yang bersamaan tuas kopling diremas, nah yang terjadi adalah free wheel tidak adanya engine brake, harusnya ada engine brake. Jadi cara yang benar adalah tutup gas, bisa masih kurang melambat tambah engine brake, dan lakukan perpindahan gigi ke yang lebih rendah," tambahnya.
Test ride all New Honda CB 150 Verza. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Test ride all New Honda CB 150 Verza. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Menurut Jusri, pengaplikasian kopling hanya dibutuhkan saat motor mulai memasuki putaran mesin rendah atau pada saat mesin hendak mati, untuk mencegah mesin mati pengendara harus langsung menarik tuas kopling.
ADVERTISEMENT
"Penggunaan kopling hanya diaktifkan saat putaran mesin mulai rendah atau pada saat gejala mesin ngelitik mau mati," tuturnya.
Selain itu Jusri juga menjelaskan, fungsi utama kopling untuk memutus dan meneruskan tenaga dari mesin ke komponen penggerak.
"Saat kopling tidak diremas, tenaga dari mesin ke penggerak roda akan tersambung, ketika kopling diremas maka tenaga dari mesin yang harusnya diteruskan ke gear itu putus," tutup Jusri.