Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Nasib Kia di persaingan pasar otomotif lokal kian tak menentu. Jika merujuk data wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tren negatif sangat akrab dengan pabrikan asal Korea Selatan ini dalam beberapa tahun silam.
ADVERTISEMENT
Sempat bertahan di 10 besar produsen kendaraan dengan angka distribusi produk paling banyak antara tahun 2012 dan 2013, dengan angka wholesales di atas 10 ribu unit (13.651 dan 12.221 tepatnya), semuanya hanya menjadi semakin buruk bagi Kia dari situ.
Tahun 2017 saja, angka wholesales-nya hanya tersisa 837 unit, bahkan kalah dari brand premium seperti BMW, Mercedes Benz, dan Lexus yang harga produknya di atas rata-rata. Bahkan di tahun 2018, angka distribusi berhenti di angka 122 dan tidak bertambah lagi sejak bulan April.
ADVERTISEMENT
Ditelusuri lebih jauh, Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi menjelaskan kalau Kia tidak lagi tergabung dalam asosisasi sejak sekitar bulan Maret 2018.
"Karena alasan internal yang untuk detailnya lebih baik dikonfirmasi langsung ke mereka," terang Nangoi saat dihubungi kumparanOTO, Selasa (7/8).
Saat mencoba mencari jawaban dari pihak Kia pun, mereka berkilah.
"Bagi kami, ada di Gaikindo atau tidak, itu tidak berpengaruh banyak bagi bisnis kami, yang penting bisnis kami tetap berjalan yang dibuktikan dengan diluncurkanya Sedona beberapa waktu lalu, animo masyarakat pun cukup baik," tutur General Manager Bussines Development PT Kia Mobil Indonesia (KMI) Harry Yanto.
Lebih lanjut Harry menyebut kalau tidak ada niatan dari Kia untuk hengkang dari Indonesia. Soal keanggotaan di Gaikindo sendiri menurut dia bukan merupakan isu yang signifikan selama bisnis mereka tetap berjalan. Harry malah menjanjikan kehadiran produk baru dan pendekatan yang lebih agresif ke depannya.
ADVERTISEMENT
"Kia tidak usah diragukan. Toh kami tidak ada skandal apapun dengan kebijakan pemerintah. Malah tahun depan akan lebih agresif lagi. Kami akan tetap eksis dan hadir untuk waktu yang lama di Indonesia," tutup Harry.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini