Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konsekuensi Pasang Ban Gambot di Sepeda Motor
14 Januari 2019 19:12 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Penggunaan ban motor dengan profil dan ukuran yang lebih besar sebenarnya sah-sah saja dilakukan. Selain tampilan jadi lebih gambot , rasa berkendara juga makin stabil.
ADVERTISEMENT
Saat dikendarai, rasa pede pun memuncak karena motor agak semakin tinggi karena ukuran ban lebih jadi lebih tinggi dan menikung pun terasa lebih nurut.
Tapi bukannya tanpa aturan, penggunaan ban dengan ukuran yang lebih besar ini harus disesuaikan dengan lebar tabung suspensi dan ruang spakbor. Apabila kelewat lebar dan besar, ban bisa gasruk mengenai spakbor.
Sebagai contoh kasus, kami pernah mengganti ban depan bawaan Vario 125 dari 80/90 menjadi 100/80. Dalam artian, mengganti ban naik dua nomor, dari 80 menjadi 100.
Secara visual, jelas tampilannya jadi makin gagah. Pun dengan jarak antar tabung suspensi, masih ada ruang yang cukup lebar sehingga bagian paling pinggir ban tidak bergesekan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya kami luput pada jarak dan ruang bebas pergerakan si suspensi depan. Padahal dengan ban yang lebih tinggi, logikanya ruang gerak suspensi pada spakbor akan sedikit berkurang, bisa-bisa permukaan ban akan mudah gasruk dengan spakbor.
Dan benar saja. Hanya saja untuk gejala ini sebenarnya tidak begitu dirasakan ketika berkendara secara normal. Rasa berkendara yang berbeda dirasakan ketika melakukan rem mendadak.
Ada sedikit sentakan dan bunyi benturan 'cletok' yang disertai dengan suara gesekan ban di area spakbor depan. Namun tidak sampai mengganggu performa pengereman, dalam artian feeling-nya masih sama pengereman motor biasa.
Menurut Juki, penggawa bengkel spesialis motor matik R59 Matic Shop, ban yang terlalu besar bikin permukaannya bergesekan dengan spakbor, saat terjadi ayunan ketika melakukan pengereman.
"Kan pas ngerem turun tuh (berayun), apalagi dadakan turunnya kan ke bawah banget, nah pas saat itu spakbor ikutan turun jadinya kena ban, karena ban muter, kena spakbor, jadi deh ban bagian tepinya gasruk," cerita Juki saat ditemui kumparanOTO, Senin (14/1).
ADVERTISEMENT
Ketika dicek, tepian ban ada baret halus meski tidak terlalu terkikis. Sementara melongok ke permukaan bagian dalam spakbor depan, ada bekas gesekan dengan area tepian ban tadi.
Untuk pencegahan terjadinya gasruk atau gesekan yang terus menerus, ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni bikin coakan pada spakbor atau ganti ban dengan ukuran yang tidak terlalu besar seperti 100/80.
Namun untuk mencoak spakbor, rasanya akan sayang dilakukan karena dapat mengubah bentuknya, apalagi spakbor original bawaan pabrikan. Sementara mengganti ban, pastinya harus menyiapkan dana yang cukup.
Teringat penjelasan Aldrin, pemilik Rumah Ban Motor di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sebaiknya ganti ban jangan terlalu besar dan lebar, cukup naik satu nomor saja sudah cukup.
ADVERTISEMENT