Label Nasional di Mobil Esemka Dipertanyakan

30 Januari 2018 17:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foday Landfort (Foto: dok. infocar)
zoom-in-whitePerbesar
Foday Landfort (Foto: dok. infocar)
ADVERTISEMENT
Esemka saat ini tengah mengurus Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk dua model mereka yang akan diproduksi di Indonesia dengan skema CKD (completely knocked down).
ADVERTISEMENT
Salah satu produknya adalah SUV (Sport Utility Vehicle) yang dibangun dari basis Foday Landfort. Seluruh komponen mobil Esemka itu nantinya akan dipasok oleh mitra mereka di China, dan dirakit pada fasilitas produksi yang berada di Boyolali.
Namun, keputusan Esemka menggunakan strategi itu justru menimbulkan pertanyaan soal label `mobil nasional` yang melekat pada produk tersebut.
"Esemka ini posisinya seperti berada di persimpangan jalan. Semangatnya sudah baik dan bagus. Tetapi kenyataannya tidak pada apa yang dimaksud dengan pengertian produk lokal," kata pengamat otomotif Bebin Djuana saat dihubungi kumparanOTO, Selasa (30/1).
Esemka Garuda 1 (Foto: dok: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Esemka Garuda 1 (Foto: dok: istimewa)
Memang, Bebin mengakui bahwa membuat dan memproduksi mobil tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, perlu ada investasi besar, didukung tenaga ahli, dan industri pendukung dengan skala besar.
ADVERTISEMENT
“Kalau tidak seperti itu, mau dibawa kemana nanti mobil-mobil itu,” lanjutnya.
Kemudian, bila Esemka memutuskan menggunakan produk China sebagai basis produknya, Bebin mempertanyakan di mana produk lokalnya dan perbedaan dengan produk yang lain.
“Ketika sudah digemakan sebagai produk lokal, padahal statusnya masih assembling—pure assembling. Lalu, apa bedanya dengan yang lain,” tutup Bebin.