Mau Jual Motor Bekas dengan Harga Tinggi? Ini Tipsnya

20 September 2019 14:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi diler motor bekas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diler motor bekas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Kehadiran model-model sepeda motor baru tak jarang membuat orang jengkel. Pasalnya, setelah punya motor baru yang diidamkan, tak berapa lama model terbarunya keluar.
ADVERTISEMENT
Bagi orang yang tidak mau ketinggalan tren dan punya gengsi tinggi, menjual motor lamanya guna menebus motor terbaru biasanya jadi jalan yang umumnya ditempuh.
Motor bekas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Tapi bukan berarti karena kualitas dan tampilannya masih bagus, membuat pedagang motor bekas mau meminangnya dengan harga yang diinginkan. Tak sedikit motor bekas yang justru ditawar sekitar 50 persen dari harga belinya.
Ya, ini karena pedagang tidak mau ambil risiko besar. Mereka mematok harga pembelian rendah supaya bisa mengatur margin keuntungan dari harga jualnya lagi. Belum lagi biaya pengeluaran lain manakala motornya butuh perawatan dan komponen baru.
"Wajar sih kita negonya rendah, kan mau cari untung juga. Tapi ya enggak semua, bisa tergantung kondisi, kelengkapan surat, sama mesinnya," buka Rianto, penggawa diler motor bekas Sumber Jaya Motor di bilangan Ciledug, Tangerang saat dihubungi kumparan, Kamis (19/9).
Motor bekas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kendati begitu, Rianto coba berbagi pengalamannya supaya motor bekas yang ditawarkan punya harga realistis.
ADVERTISEMENT
1. Kelengkapan surat
Untuk yang pertama ini sudah jadi syarat wajib bagi siapa saja penjual motor bekas. Kelengkapan administrasi mulai dari Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sampai Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebisa mungkin dilampirkan bersamaan dengan motornya.
"Kalau ada fakturnya lebih bagus lagi harga motornya, soalnya ada juga yang beli untuk dikoleksi. Punya kendaraan sama suratnya lengkap mah beda rasanya," imbuh Rianto.
Pengesahan STNK Foto: kumparan
Tapi perlu diingat, khusus STNK seminimal mungkin masih berlaku sekitar 6 bulan, ini supaya penjual motor bekas bisa menjanjikan unitnya bisa langsung dipakai. Sementara untuk BPKB, perhatikan fisik luar dan lembar di dalamnya dalam kondisi baik.
2. Jaga kemulusan motor
Tak kalah penting, kemulusan body dan komponen yang ada di motor berpengaruh terhadap nilainya. Jelasnya lagi, pedagang motor bekas bisa langsung tertarik dengan unit yang mulus, minim baret dan penyok.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau beli kan pasti kita lihat dulu serinci mungkin," tambahnya lagi.
3. Hindari jual motor saat ban botak
Menurut Rianto, ban juga jadi faktor penentu harga motor bekas. Ban maupun kampas rem yang sudah aus bisa jadi indikasi bila si pemilik kurang memperhatikan motornya.
"Kan jadi repot lagi kita harus ganti ban dulu, belum lagi misalnya kampasnya habis," tandas Rianto.
Ilustrasi ban motor sport. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Maka tak heran bila hanya dengan melihatnya sepintas, khususnya pada area kaki-kaki, pedagang bisa langsung menaksir harganya rendah.
4. Restorasi ke bentuk semula
Yang terakhir ini bukan rahasia lagi, sebab harga jual motor yang sudah dimodifikasi biasanya langsung jatuh. Rianto beralasan akan sulit menjual motor modifikasi karena jarang orang yang mau membelinya.
Motor bekas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Maka dari itu, sebelum benar-benar menjual motor bekas, upayakan untuk melepas atau mengganti part aftermarket dengan bawaan pabrik ya!
ADVERTISEMENT