Memahami Gejala Oversteer dan Cara Menanggulanginya

27 Juli 2018 18:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil mengalami oversteer (Foto: dok. Carwow)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil mengalami oversteer (Foto: dok. Carwow)
ADVERTISEMENT
Pengemudi mobil sudah sewajarnya mengurangi kecepatan saat hendak melibas tikungan. Apabila kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi saat menikung tajam, yang terjadi selanjutnya mobil dapat mengalami understeer atau oversteer.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa waktu lalu kumparanOTO menyajikan seputar gejala understeer, kini saatnya kami menyuguhkan hal yang perlu kamu ketahui soal gejala oversteer yang berbeda dengan understeer namun sama-sama terjadi karena ban kehilangan traksi.
Oversteer terjadi ketika ban belakang kehilangan traksi yang menyebabkan ujung belakang mobil tergelincir tidak terkendali atau istilahnya ngepot. Umumnya gejala oversteer terjadi saat menikung tajam dengan kecepatan tinggi dan lebih sering dialami mobil penggerak roda belakang (RWD).
Autobuzz melansir, ada dua penyebab utama kendaraan mengalami oversteer. Pertama kondisi ban yang sudah botak atau aus, kedua tenaga yang disalurkan ke ban belakang terlalu kuat atau besar.
Saat kembangan ban belakang yang sudah aus menempel dengan jalan, gesekan yang terjadi akan semakin besar, sehingga ban akan cepat kehilangan traksi. Apabila posisi mobil sudah tidak lurus ketika menikung, maka mobil akan ngepot.
ADVERTISEMENT
Mobil mengalami oversteer (Foto: dok. Carwow)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil mengalami oversteer (Foto: dok. Carwow)
Begitu pula dengan tenaga mesin yang besar. Maksudnya, saat mobil hendak menikung masih dalam kecepatan tinggi dan langsung mengganti gigi ke posisi rendah, akan mengakibatkan ban berputar lebih cepat (spinning) karena putaran mesin yang tinggi. Saat kondisi ban kehilangan traksi inilah yang akhirnya menyebabkan mobil ngepot karena berat belakang mobil terlempar ke depan.
Namun gejala oversteer tidak selalu berdampak negatif, contohnya kegiatan drifiting. Drifting pada dasarnya mengendalikan oversteer agar mobil bergerak sesuai keinginan pengendaranya. Dengan kata lain, pengendaranya memanfaatkan momen 'ngepot' agar gerak kendaraan semakin elok.
Hanya saja jangan pernah mencobanya di jalanan umum. Selain tidak tersedianya komponen keselamatan, juga membahayakan pengguna jalan lain.
ADVERTISEMENT
Apabila sudah terlanjur mengalami oversteer, kurangi porsi injakan pedal gas secara lembut untuk memungkinkan ban mendapatkan traksi kembali sambil memutar setir kemudi ke arah yang berlawanan. Inilah yang terjadi saat drifiting. Ketikan mobil ngepot, pengemudinya akan langsung banting setir menjaga gerak mobil tetap terkendali.
Adapun cara terbaik menghindari oversteer adalah melambat ketika mendekati tikungan, hindari terlalu dalam menginjak pedal gas saat keluar tikungan. Terakhir, selalu cek kondisi kembangan pada ban selalu dalam kondisi prima, artinya memiliki daya cengkram yang baik ke permukaan jalan.