Memahami Karakter Mesin Turbo Wuling Almaz
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tapi selayaknya mesin dengan induksi paksa berupa turbocharge, pastinya ada turbo lag atau jeda sebelum adanya boosting dari turbo.
Saat kumparan berkesempatan menjajal Wuling Almaz dari Cengkareng hingga Geopark Ciletuh, hentakan turbo mulai terasa ketika kick-down saat putaran mesin berada di angka 1.700-an ke atas.
Jadi pada saat jarum tachometer menyentuh 1.700 rpm, ada gejala turbo lag --yang jedanya tidak begitu lama-- dan beberapa saat langsung menghentak disertai raungan mesin yang mengejar torsi.
Product Planning Wuling Motors Danang Wiriatmoko menjelaskan, turbo lag terjadi karena perputaran turbin turbo bergantung pada massa gas buang.
"Sebenarnya secara kerja, turbo kan memanfaatkan gas buang, secara teori, kalau mesin nyala akan ngeluarin gas buang pasti turbonya menyala, tapi turbo butuh massa, butuh tekanan minimum supaya mutarnya optimal," jelas Danang beberapa waktu lalu.
Ya dalam keadaan idle atau melaju pada kecepatan rendah, turbo sudah hidup tapi kerjanya belum maksimal atau belum memberikan ekstra tenaga.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dibutuhkan bukaan gas yang lebih besar supaya gas buang yang dihasilkan jadi asupan buat memutar turbin turbo lebih kencang.
Biar mencapai itu, makanya harus dibantu dengan injakan pedal gas pada putaran mesin yang ditentukan pabrikan.
"Kalau mesin Almaz turbonya bisa langsung terasa dari 1.600 sampai 3.600 rpm, karena torsi maksimumnya di rentang putaran mesin itu," tambahnya lagi.
Dan benar saja apa yang dijelaskan Danang, pada ruas tol Bocimi yang sangat lengang, kami beranikan untuk tes performa mesin turbo Wuling Almaz ini lebih lama.
Hasilnya, setelah turbo lag terjadi, tenaga terus mengisi dengan mudah. jarum tachometer pun naik dengan cepat, dan tidak terasa sudah menyentuh kecepatan 160 km per jam.
ADVERTISEMENT