Mengenal Teknologi Ban RFT

19 Juni 2018 17:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ban serep temporary  (Foto: yourmechanic.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ban serep temporary (Foto: yourmechanic.com)
ADVERTISEMENT
Kejadian ban bocor akibat tertusuk paku atau material lain tentu menjengkelkan. Apalagi bila ban yang kita miliki keadaannya sudah sobek sehingga tidak dapat digunakan kembali, walhasil perlu menggantinya dengan ban serep.
ADVERTISEMENT
Lain halnya ketika kondisi ban serep sudah tidak dapat digunakan, solusinya adalah membeli ban baru yang tentunya membutuhkan sejumlah uang yang besar.
Nah untuk membeli ban baru ini, tidak ada salahnya memilih dengan ban tipe RFT atau run flat tire seperti yang sudah diterapkan oleh beberapa pabrikan mobil mewah seperti BMW, MINI atau Mercedes pada produk terbarunya.
Autobuzz melansir bila ban dengan teknologi RFT sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 80-an, namun penerapannya dimulai pada awal tahun 2000-an. Mobil yang memakai ban RFT memungkinkan pengemudinya untuk terus menjalankan setelah ban terindikasi mengalami kebocoran akibat tertusuk material tajam atau situasi lainnya.
Bridgestone Drive Guard (Foto: dok. Auto Express)
zoom-in-whitePerbesar
Bridgestone Drive Guard (Foto: dok. Auto Express)
Atau dengan kata lain, ketika berada di jalan tol dan tekanan ban berkurang karena bocor, pengemudinya tetap dapat berkendara tanpa harus menepi untuk menggantinya dengan ban cadangan.
ADVERTISEMENT
Adapun fungsi lain dari ban RFT adalah kendali kendaraan yang lebih stabil ketimbang ban biasa yang cenderung membuat oleng sesaat setelah ban bocor atau kempis karena hilangnya tekanan ban secara mendadak, sehingga menjamin keselamatan si pengemudi dan penumpangnya saat ban bocor secara tiba-tiba.
Perbandingan struktur ban biasa dan RFT (Foto: Dok, Bridgestone)
zoom-in-whitePerbesar
Perbandingan struktur ban biasa dan RFT (Foto: Dok, Bridgestone)
Ban RFT secara khusus dikonstruksi dengan material yang lebih kuat, sehingga memiliki kemampuan menopang bobot kendaraan tanpa tekanan udara sekalipun, dan itu lah yang membuatnya mampu melaju setelah ban terasa bocor.
Tetapi layaknya sebuah ban pada umumnya, ban RFT juga memiliki batasan. Mayoritas produsen ban dan pabrikan mobil hanya menyarankan untuk mengendarai kendaraan dengan ban RFT hingga kecepatan maksimal 80 km/jam, hal ini untuk menjaga kendali mobil tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Mengenai harga, sebuah ban RFT harus ditebus lebih mahal 3 hingga 5 kali lipat dari harga ban mobil biasa.
Tak hanya itu, penggunaan ban RFT juga harus dibarengi dengan fitur tire pressure monitoring system atau TPMS, sehingga pengemudinya tetap dapat memantau perubahan tekanan ban mobilnya.
Nissan Tire Pressure Monitoring System (Foto: dok. Nissan )
zoom-in-whitePerbesar
Nissan Tire Pressure Monitoring System (Foto: dok. Nissan )