Mengulik 3 Modus Berkendara BMW 520i

15 Maret 2018 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BMW Driving Experience (Foto: Dok. BMW Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
BMW Driving Experience (Foto: Dok. BMW Indonesia)
ADVERTISEMENT
BMW Driving Experience dengan tema Conquering 5 Cities with BMW 5 Series kali ini menempuh jarak 900 km dari Jakarta hingga Surabaya. Terbagi atas 3 etape, Jakarta-Cirebon, Cirebon-Solo, dan Solo-Surabaya yang diselenggarakan 12-15 Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Dalam gelaran tersebut, kumparanOTO berkesempatan mencoba 3 modus berkendara yang sudah tersedia pada seluruh jajaran model BMW 5 series.
Ada pilihan Eco Pro, Sport dan Comfort yang dapat dengan mudah diaktifkan dengan menekan tombol modus berkendara tersebut di samping tuas transmisi steptronic khas BMW.
“Setelan suspensi, pengereman serta performa yang mencakup tenaga dan torsi akan berbeda tiap pilihan berkendara,” jelas Gerry Nasution, BMW Driving Instructure kepada kumparanOTO.
Modus Berkendara BMW 520i (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Modus Berkendara BMW 520i (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Comfort
Pilihan comfort menjadi pilihan modus berkendara pada etape pertama Jakarta menuju Cirebon. Pada kondisi jalanan dan tol dalam kota Jakarta yang ramai hingga tol menuju Brebes yang sepi, komputer menyetel putaran mesin bertahan di angka 1.100 hingga 1.400 rpm dengan laju rata-rata 60-70 km/jam.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, pilihan comfort adalah modus berkendara standar sehingga tidak memaksa putaran mesin tinggi atau rendah.
Panel Instrumen BMW 520i (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Panel Instrumen BMW 520i (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Tak lupa, tampilan MID berubah menjadi lebih elegan dengan warna hitam kombinasi speedometer dan takometer model jarum.
Selain itu, profil suspensi juga terasa sangat lembut saat melibas tambalan aspal. Pada jalanan yang mulus, suspensi lembutnya sangat membuat nyaman bagi pengendara ataupun penumpangnya. Pada kesempatan tersebut, kami mencatat konsumsi BBM 15,5 km/liter.
Sport
Selanjutnya ada pilihan Sport pada etape kedua dari Cirebon menuju Solo yang memberikan pengalaman berkendara lewat akselerasi yang lebih responsif. Jalan yang kami tempuh saat itu berupa jalur dalam kota yang ramai lancar serta tol Semarang-Yogyakarta.
Beda dari pilihan Eco Pro, tampilan MID akan berubah menjadi lebih sporty berwarna merah dengan kombinasi speedometer dan takometer model jarum.
BMW Driving Experience (Foto: Dok. BMW Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
BMW Driving Experience (Foto: Dok. BMW Indonesia)
Dengan mengaktifkannya, saat menginjak gas, putaran mesin akan bertahan di atas 1.500 rpm dengan kecepatan rata-rata di atas 90 km/jam, sehingga memungkinkan laju mobil lebih agresif. MID mobil kami mencatat konsumsi bbm sebesar 14,7 km/liter pada modus berkendara Sport.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut didukung pengaturan komputer untuk menyuplai bahan bakar lebih banyak serta perpindahan gigi yang dilakukan pada putaran mesin tinggi untuk mencapai torsi maksimumnya.
Tidak lupa suspensi pada modus ini terasa lebih stif atau cenderung keras untuk pengendaraan yang rigid atau stabil.
Eco Pro
Terakhir kami menerapkan modus berkendara Eco Pro dari Solo hingga Surabaya yang meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar dengan cara mengemudi yang umum, atau dengan kata lain pengemudinya tidak harus menerapkan berkendara hemat.
Karena komputer akan mengatur aliran bensin lebih efisien tanpa mengorbankan gaya berkendara yang dinamis.
Selain itu perpindahan gigi juga berlangsung lebih cepat atau lebih awal sehingga mempertahankan putaran mesin tetap rendah.
“Itu lah efficient dynamic, akan mengefisiensikan resources pada mobil tanpa menghilangkan kedinamisan. Jadi enggak perlu jalan pelan-pelan pakai Eco Pro, dia (komputer pada mesin) yang atur sendiri,” jelas Gerry.
BMW Driving Experience (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
BMW Driving Experience (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Resources tersebut berupa pengaturan buka tutup air vent untuk meningkatkan aerodinamika, penggunaan low resistance tyre yang akan mengurangi gaya gesek permukaan ban pada jalan, light weight construction yang memungkinkan bobot mobil terpangkas, direct injection technology, BMW win power turbo, juga auto decoupling power steering yang akan mengurangi kerja power steering saat berkendara konstan seperti di jalan tol.
ADVERTISEMENT
Uniknya, mode Eco Pro ini diterapkan di daerah Tawang Mangu, Jawa Tengah yang terkenal akan jalannya yang naik turun berkelok. Dengan kecepatan rata-rata 40-50 km/jam, konsumsi bahan bakar yang dicatat mencapai 12,7 km/liter.
Saat mengaktifkan modus Eco Pro, tampilan Multi Information Display (MID) menjadi berwarna biru muda dengan kombinasi speedometer digital dan tampilan takometer digantikan tampilan jarum konsumsi bahan bakar km per liter yang akan bergerak sesuai injakan pedal gas, tidak hanya itu, tampilannya dilengkapi dengan angka penghematan jarak tempuh.
Bagaimana rasa suspensinya? Kami rasakan tidak terlalu beda dengan modus comfort.