Menjadikan Indonesia Sebagai Kiblat Motor Kustom Dunia

27 November 2018 14:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tidak banyak bengkel modifikasi dan kustomasi yang bisa bertahan di industri sampai puluhan tahun. Retro Classic Cycles adalah satu di antaranya.
ADVERTISEMENT
Bengkel yang bermarkas di Yogyakarta ini, secara resmi telah beroperasi sejak tahun 2002 lalu dan menjadi saksi perkembangan pesat dunia kustomasi dalam beberapa tahun terakhir.
Bukan hanya menjadi builder motor yang konsumennya bahkan datang belahan dunia lain, dari bengkel ini jugalah cikal bakal event Kustom Kulture Festival (Kustomfest) dilahirkan. Ya, Retro Classic Cycles Memang lebih dari sekadar bengkel kustomasi sepeda motor biasa.
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
Awal mula bengkel
Awal berdirinya Retro Classic Cycles datang dari hobi dua orang kakak-beradik, Lulut Wahyudi dan Hidayat Prio Wibowo, akan kendaraan roda dua pada masa mudanya di tahun 1990-an.
"Kami tercetus ingin fokus di motor, karena dulu terpengaruh sama majalah-majalah kayak, 'Hot Bike' dan 'Street Chopper'. Kemudian Mas Lulut jadi hobi main motor Inggris, dan sempat masuk ke dunia restorasi," cerita Hidayat saat kumparanOTO bertandang ke bengkelnya.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Yaya ini kemudian menceritakan terbatasnya akses informasi kala itu membuat majalah bekas yang didapat dari kios di sekitaran Malioboro menjadi satu-satunya referensi mereka kala itu. Sekitar tahun 1999 akhirnya mereka membulatkan tekad untuk membuat unit Chopper mereka sendiri.
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
Namun tahapan yang diambil justru berbeda dibanding bengkel kebanyakan yang membuat sepeda motor pertamanya dari modifikasi motor yang sudah ada. Mereka justru terlebih dahulu mempelajari pengolahan lempengan baja dan pembuatan rangka motor dan komponen motor lainnya.
"Karena susah waktu itu untuk cari part-part aftermarket," terang Yaya menjelaskan keputusan mereka membangun motor dari nol kala itu.
Tidak berhenti sampai situ, misi membuat sepeda motor sendiri dilanjutkan dengan mengimpor mesin V-twin dengan merek SRS yang sebagai modal untuk memulai proyek motor mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu, akhirnya karya perdana mereka yang dinamai Frisco lahir.
ADVERTISEMENT
"Dari situ mulai beberapa teman dekat itu minta tolong (untuk dibuatkan motor kustom) dan setelah itu berkembang ke konsumen lain dari luar kota," cerita Yaya.
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
Seiring berjalanya waktu, Retro Classic Cycles sendiri dikenal dengan spesialisasinya dalam mengkustomasi motor-motor Amerika dan Eropa. Nama besar mereka sendiri sudah tidak asing di kalangan penggiat sepeda motor kustom dalam maupun luar Yogyakarta.
Sampai saat ini bengkel mereka pun masih beroperasi dan rajin menelurkan karya-karya yang bisa dibilang fenomenal. Mulai dari chopper dengan detail bodi bermotif batik, sampai motor bermesin VW Kombi pernah mereka buat.
"Karena aku cari yang orang-orang gak kepikiran. Kalau bikin motor yang biasa-biasa saja, orang lain juga bisa," ujar Lulut ditemui di kesempatan yang sama.
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
Kustomfest
ADVERTISEMENT
Tidak puas berkarya lewat sepeda motor, Lulut kemudian menggagas sebuah event modifikasi tahunan yang dinamakan Kustomfest. Pertama kali diselenggarakan tahun 2012, Kustomfest selalu hadir setiap tahunnya dan mengambil lokasi di Jogja Expo Center (JEC) dan menjadi 'Lebaran'nya para penggiat kustom.
Kustomfest sendiri diplot sebagai melting point dari para penggiat kustom mulai dari sepeda motor, mobil, sepeda, sampai kultur pop lainnya.
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Kustom Retro Classic Cycles (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
Lewat ajang ini juga builder-builder motor lokal mendapat panggung untuk memamerkan karya-karyanya ke pentas yang lebih besar. Bahkan dalam dua tahun terakhir, Kustomfest menjadi pintu untuk memasukan karya-karya motor kustomasi karya anak bangsa ke gelaran internasional seperti Yokohama Hot Rod Custom Show.
"Ini adalah bagian dari program yang kami namakan Indonesian Attack. Tahun lalu itu yang pertama dan salah satunya adalah motor Pak Jokowi yang karya Elders Company dan KickAss Chopper," cerita Lulut mengenai program 'go international' pertama dari Kustomfest tahun lalu.
ADVERTISEMENT
" Yang membanggakan, sekarang anak Indonesia bisa membawa namanya sejajar builder dunia dan ini bisa jadi spirit baru yang ingin disebarkan lewat Indonesian Attack," tambah Lulut lagi.