Menjajal Medan Off-road Dengan Isuzu Mu-X 4x4

9 Februari 2018 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
zoom-in-whitePerbesar
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
ADVERTISEMENT
Setelah diperkenalkan dalam ajang GIIAS 2017 lalu, Astra Isuzu selaku distributor Light Commercial Vehicle (LCV) di Indonesia, mengajak konsumen setianya beserta awak media untuk menjajal SUV andalan mereka, Isuzu mu-X 4x4.
ADVERTISEMENT
Dan beberapa waktu lalu, untuk pertama kalinya kumparanOTO diajak untuk menjajal performa si mobil yang dijagokan untuk medan off-road ini.
Tak tanggung-tanggung untuk menjajal ketangguhannya, Isuzu memilih tempat di Jeep Station Indonesia, Bogor yang treknya dirancang khusus sebagai medan off-road.
Jangan membayangkan Isuzu mu-X 4x4 ini dengan seperti kebanyakan SUV yang ada. Untuk masalah fitur dan kecanggihan, mu-X 4x4 ini memang tidak seberapa. Jika bisa dikatakan minim fitur sepertinya lebih tepat.
“Isuzu mu-X 4x4 ini memang sengaja didesain untuk menyesuaikan keadaan demografis di Indonesia. Sasarannya memang untuk wilayah perkebunan, pertambangan, bahkan industri minyak dan gas,” kata Chief Operating Officer Astra Isuzu, Harry Kamora.
Sebagaimana diketahui, Isuzu mu-X 4x4 ini memang tidak bisa disamakan dengan mu-X yang didesain khusus untuk wilayah perkotaan, seperti dua tipe teratas lainnya yaitu mu-X Royale dan mu-X Premiere.
ADVERTISEMENT
Melirik eksteriornya, tidak ada yang berbeda dari sisi fascia depan, hanya saja Isuzu mu-X 4x4 tidak dilengkapi dengan fog lamp, dan grille-nya berwarna hitam berbahan plastik trim.
Kami suka desain lampu utamanya yang tajam dan terlihat sangar, apalagi dipercantik dengan daytime running light (DRL) yang menyala saat mesin dihidupkan.
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
zoom-in-whitePerbesar
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
Namun mobil yang kami tumpangi ini sudah dipasang tanduk overland yang dilengkapi dengan fog lamp, agar menjajal jalur off-road kali ini feel-nya lebih terasa.
Melihat ke samping gagang pintu dan cover spionnya saja berwarna hitam, dalam artian tidak dicat sewarna bodi. Tidak ada roof rail dan side step. Hanya ditambah side body moulding di bawah pintu depan dan tengah.
ADVERTISEMENT
Beda dari saudaranya yang menggunakan velg ukuran ring 18 dan 20, versi four wheel drive (4WD) ini menggunakan velg berukuran 16 inci, soal desain velg kami rasa sederhana saja.
Kemudian sisi belakang, pun tidak ada ubahnya dengan Mu-X tipe lainnya, cuma sekali lagi ada yang absen, yaitu spoiler belakang.
Lanjut ke interior, nuansa kabin berwarna hitam sungguh kental, hampir tidak ada warna selain hitam kecuali bahan fabric pada langit-langit mobil ini.
Dashboard-nya lebih sederhana ketimbang saudaranya, tidak ada desain panel AC membulat. Digantikan dengan knop putar yang memisah. Untungnya sudah ada audio touch screen yang bisa menjadi media hiburan bagi penumpangnya.
Sebagai mobil yang ditujukan untuk kegiatan operasional, tidak ada yang bisa diunggulkan dari interiornya. Setir pun tidak dibubuhi tombol kontrol layaknya mobil terbaru lainnya.
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
zoom-in-whitePerbesar
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
Fitur keselamatan pun demikian, Mu-X 4x4 tidak seperti varian mu-X lainnya yang disematkan dengan berbagai fitur keselamatan nomor wahid seperti anti-lock braking system (ABS), electronic brakeforce distribution (EBD) + brake assist (BA), electronic stability control (ESC), kontrol traksi, hill start assist (HAS), hill descent control (HDC), pun begitu dengan tire pressure monitoring system (TPMS).
ADVERTISEMENT
Ya, mobil ini tidak dilengkapi fitur dan tanpa sistem cangggih, semuanya serba manual.
Nah, tapi jangan salah readers, untuk masalah performa. Readers bisa membandingkan mu-X 4x4 dengan mobil off-road lainnya.
Pada saat membuktikan kemampuanya, kumparanOTO duduk sebagai penumpang dan disopiri oleh instruktur off-road yang sudah berpengalaman. Kami diajak untuk melibas trek yang memang sengaja di desain untuk jalur off-road.
Dari mulai trek dengan kemiringan hampir 25 derajat, bebatuan besar, jalan penuh lumpur, kubangan yang ketinggian airnya nyaris menutupi ketinggian ban, naik dan turun di anak tangga, sampai tanjakan dan turunan curam yang mirip trek roller coaster. Praktis, semua trek itu bisa dengan mudah dilibas oleh Isuzu mu-X 4x4.
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
zoom-in-whitePerbesar
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
Di sisi lain, Isuzu mu-X memiliki approach angle atau sudut yang dibentuk dari titik pijak tengah roda depan ke titik terendah bumper depan sebesar 24 derajat ditambah dengan jarak terendah ke tanahnya setingggi 220 mm. Rasanya tak perlu khawatir bumper depannya ‘gasruk’ pada saat menaiki tanjakan yang terjal.
ADVERTISEMENT
Pun demikian dengan departure angle-nya, ini kebalikan dari approach angle yang merupakan sudut yang dibentuk dari titik pijak tengah roda ke titik terendah bumper belakang sebesar 25,1 derajat. Ini pun akan sama mudahnya ketika SUV ini dalam melibas turunan yang curam. Tak perlu khawatir bumper bagian belakangnya tersangkut.
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
zoom-in-whitePerbesar
Isuzu mu-X 4x4 (Foto: Citra Pulandi Utomo)
Untuk itu, jangan ragukan masalah kenyamanannya. Kami rasa untuk merancang mobil off-road, Isuzu bisa dikatakan sukses melaui mu-X 4x4-nya. Suspensi yang tersemat pun sangat baik, guncangan yang kami rasakan masih pada fase yang dapat ditoleransi dan tidak sampai membuat pusing ataupun mual. Menariknya, ketika pengemudi tancap gas di beberapa trek, kami tidak ‘jumpalitan’, posisi badan bisa dikatakan masih cukup stabil.
Sekedar informasi, Isuzu mu-X 4x4 disokong oleh mesin Turbo Diesel dengan kode 4JK1-TC Hi-Power 2.500 cc yang dikawinkan dengan electronic common-rail direct fuel injection yang dapat menghasilkan tenaga sebesar 134,1 daya kuda (dk) pada putaran 3.400 rpm dan torsi 313 Nm pada putaran 1.800-2.800 rpm, dan hanya tersedia dalam transmisi manual saja.
ADVERTISEMENT
Untuk harganya, Isuzu mu-X 4x4 ini dibanderol dengan harga Rp 473 juta dengan status on the road (OTR) DKI Jakarta.