Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Soal perawatan, mungkin menjadi salah satu pertimbangan sebagian masyarakat, saat mau membeli mobil jenis hybrid . Hadirnya tambahan motor listrik dan baterai, memunculkan anggapan bahwa perawatannya akan jauh lebih sulit dan mahal.
ADVERTISEMENT
Merespons anggapan tersebut, Kepala Bengkel Auto2000 Banyuwangi, Faozan Saptadi mengungkapkan, perawatan terhadap mobil hybrid tidak jauh berbeda dengan perawatan mobil bermesin pembakaran internal.
“Teknis perawatan mobil hybrid, intinya secara periodik waktunya sama dengan mobil bermesin gasoline,” jelas Faozan saat ditemui di acara Journalis Test Drive di Banyuwangi, Rabu (9/10) sore.
Faozan menuturkan , servis pertama dilakukan pada saat 1 bulan pertama atau 1.000 km. Lalu, untuk servis kedua dilakukan setelah 6 bulan atau 10 ribu km. Dan servis ketiga dilakukan setelah 1 tahun atau 20 ribu kilometer. Untuk servis-servis selanjutnya, dilakukan setiap kelipatan 6 bulan pemakaian.
Satu-satunya perbedaan, hanya pada komponen yang diperiksa. Pada mobil bertenaga hybrid murni atau plug-in hybrid ada tambahan item, yaitu pada bagian saringan udara pendingin baterai dan cairan pendingin inverter.
ADVERTISEMENT
“Karena mobil hybrid dia punya 2 penggerak, 1 dari motor dan 1 dari mesin bensin. Maka ada tambahan pengecekan pada sistem pendingin baterai dan inverter,” kata Faozan.
Untuk saringan udara pendingin baterai, akan diperiksa dan dibersihkan setiap 6 bulan atau 10 ribu kilometer. Tujuannya, tentu saja untuk membersihkan kotoran debu yang masuk ke saringan udara, dan menghambat masuknya udara ke sistem pendingin baterai.
“Itu kalau tidak dibersihkan dan pasokan udara ke sistem pendingin baterai terhambat, dampaknya tentu akan panas dan berbahaya untuk baterai,” ujar Faozan.
Pada saringan udara pendingin baterai, memiliki sifat long life. Artinya, komponen tersebut tidak akan diganti jika tidak benar-benar rusak. Menyoal harga komponennya, Toyota membanderolnya dengan harga Rp 125 ribu.
ADVERTISEMENT
Lalu untuk cairan pendingin inverter, akan dilakukan pengecekan setiap 40 ribu km. Sementara untuk penggantiannya, akan dilakukan setiap 160 ribu km.
“Kalau coolant inverter itu dia sifatnya sama kaya radiator coolant, cairannya juga sama. Penggantian di 160 ribu km itu lebih karena khawatir ada penurunan kualitas secara kimianya,” jelas Faozan.
Untuk penggantian cairan pendingin itu sendiri, akan membutuhkan 4 liter cairan pendingin. Adapun 4 liter cairan pendingin tersebut berbanderol Rp 650 ribu.
Selain 2 komponen tersebut, menurut Faozan tidak ada lagi yang berbeda dari perawatan mobil hybrid . Pasalnya, komponen lainnya seperti sasis, kaki-kaki, rem dan kelistrikan pendukung semuanya tidak ada yang berbeda.
Tidak lupa, Faozan juga mengingatkan agar para pemilik mobil hybrid, mengikuti anjuran waktu perawatan dan melakukan perawatan di bengkel resmi. Tujuannya, agar perawatan tersebut sesuai dan tidak ada yang terlewat.
ADVERTISEMENT