Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mobil hybrid sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Kalau ingat, jauh sebelum gembar-gembor pencanangan peraturan kendaraan listrik, sudah ada beberapa mobil hybrid seliweran di jalanan ibu kota.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak untuk model plug-in hybrid atau hybrid setrum. Baru Mitsubishi lah yang mengenalkan dan menjualnya lewat Outlander PHEV .
Outlander yang dijual merupakan mobil Mitsubishi Motors berwujud SUV yang hingga kini memasuki generasinya ke-3.
Sedangkan kata PHEV sendiri merupakan singkatan dari Plug-in Hybrid Electric Vehicle, atau mudahnya mobil hybrid yang daya baterai listriknya berasal dari catu daya, maka itulah kami menyebutnya hybrid setrum.
Nah, selayaknya barang anyar, apalagi perdana dijual di Indonesia, pastinya muncul ragam pertanyaan terkait teknologi, perawatan, maupun penanganan layanan purnajualnya.
Biar jadi gambaran, kami coba rangkum beberapa pertanyaan dasar soal Outlander PHEV , berikut ini petikan wawancara kumparan dengan Department Head of Techincal Service Sales and CS Support Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Boediarto di sela-sela pameran otomotif GIIAS 2019.
ADVERTISEMENT
Kan katanya butuh disetrum ya, berapa lama waktu pengecasannya?
Untuk saat ini dari MMKSI menyediakan instalasi pengecasan yang normal, normal charging dari kosong ke penuh 100 persen bisa sekitar 7-8 jam.
Itu jarak tempuhnya berapa kalau pakai baterai?
Kurang lebih 55 km.
Meskipun pakai baterai, tetap ada aki?
Tentu ada, tapi fungsinya untuk elektrikal, kalau starter, dia langsung ke baterai yang besar.
Bagaimana perawatan mobil plug-in hybrid ini?
Ya perawatan seperti mobil biasa, tidak ada penanganan khusus.
Kan kondisi di Indonesia tropis, kalau parkirnya sendiri bagaimana?
Dari MMC itu imbauannya parkir kalau bisa di tempat beratap, karena bukan bahayanya, tapi umur baterai. Karena di tropis, ditinggal parkir tempat terbuka aja temperatur di dalam jauh lebih tinggi dibanding luar, karena tidak ada sirkulasi.
Berarti panas itu mempengaruhi umur pakai si baterai?
ADVERTISEMENT
Ya, seperti tadi, dan analoginya seperti handphone kan baterainya bisa drop kalau terkena paparan panas yang berlebih. Begitu pula kalau terus-menerus pakai fast charging, fast charging ini kan dampaknya bikin panas, nah ini yang bikin umur baterainya menurun.
Kalau rusak, dan ganti baru, berapa harga baterainya?
Ya kurang lebih sekitar Rp 200 juta.
Terus, berapa lama umur pakai baterai normalnya?
Tergantung pemakaian, bisa dapat bertahan sampai 10 tahun.
Kemudian bagaimana penanganan baterai bekasnya itu?
Ada dua opsi, pertama kami masih studi daya ulang perusahaan yang mau menanganinya. Kedua, kami kirim balik lagi ke Jepang.
Lalu kalau menerjang banjir, aman kah baterainya?
Kan baterainya ada di alam mobil sudah terlindung, itu sebenarnya tidak hanya Outlander PHEV, umumnya pabrikan mobil merancang mobilnya aman melintasi banjir tapi kalau terpaksa, kalau bisa dihindari. Batasnya itu setengah ban, nah untuk Outlander PHEV ini berlaku hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Perawatan Outlander PHEV apa sama dengan mobil Mitsubishi lainnya?
Tidak ada bedanya, sama.
Di mana saya bisa melakukan perawatan berkala?
Untuk saat ini penjualan dan purnajual bisa dilakukan di 12 diler di Jabodetabek dan dua diler lainnya di Bali.
Berapa estimasi biaya servis berkalanya?
Setiap pembelian Outlander PHEV sudah termasuk gratis perawatan berkala sampai 50.000 km atau 4 tahun.
Di mana saya bisa isi ulang daya baterai?
Setiap pembelian Outlander PHEV sudah termasuk home charger tipe 1 dan instalasinya.
Kalau di luar rumah, pengecasannya di mana?
Ke depannya kami masih studi quick charging di beberapa lokasi penting seperti di pusat perbelanjaan atau diler.