Mobil Buatan Indonesia Dipersulit Masuk Vietnam

26 Januari 2018 21:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspor 1 juta unit mobil Toyota ke berbagai negara (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor 1 juta unit mobil Toyota ke berbagai negara (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Vietnam telah menerapkan kebijakan baru terkait impor mobil compeletely built-up (CBU) dari negara-negara di Asia Tenggara per 1 Januari 2018. Lewat aturan baru itu, mereka memperketat regulasi impor mobil untuk meningkatkan investasi serta produksi industri otomotif dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Aturan dengan nomor 116 tersebut sebenarnya sudah dikeluarkan sejak 17 Oktober 2017 lalu dan berlaku di hari pertama bulan Januari 2018.
Dijelaskan dalam aturan tersebut, setiap model yang dikapalkan harus melalui tes emisi dan keselamatan. Padahal sebelumnya hanya pengapalan pertama dari setiap model yang perlu menjalani tes tersebut.
Menurut Kamar Dagang dan Industri Jepang, satu kali pengetesan emisi memakan waktu dua bulan dan membutuhkan biaya lebih dari 10 ribu dolar Amerika. "Ini akan mengakibatkan banyak waktu dan uang yang terbuang," tulis pernyataan mereka ke Perdana Menteri Vietnam Xuan Phuc pada Desember 2017. Demikian melansir Asia Nikkei, Jumat (26/1).
Selain itu, aturan itu juga mengharuskan semua model yang diekspor ke Vietnam memperoleh sertifikasi Vehicle Type Approval (VTA). Syarat ini mengharuskan kendaraan yang masuk memenuhi standar dari kualitas, keselamatan, dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi menyayangkan regulasi yang diterapkan pemerintah Vietnam tersebut.
Ekspor 1 juta unit mobil Toyota ke berbagai negara (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor 1 juta unit mobil Toyota ke berbagai negara (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
“Regulasi ini pastinya akan mengganggu industri otomotif kedepannya, bayangkan saja Indonesia itu mengekspor kendaraan ke Vietnam sekitar 40-45 ribu setahun. Lalu, tiba-tiba Vietnam buat keputusan seperti ini, ini sangat mengkhawatirkan sekali pastinya,” ujar Yohanes saat dihubungi kumparanOTO, Jumat (26/1).
Menurut Yohanes, pengecekan secara acak terhadap seluruh kendaraan yang masuk ke Vietnam sangat buang-buang waktu. Terlebih kalau nantinya ada unit-unit yang menurut mereka tidak sesuai dengan standar, unit-unit tersebut akan kembali dikirimkan ke Indonesia.
“Pada dasarnya, seluruh kendaraan yang akan kita ekspor, itu sudah diuji, dan pengecekan-pengecekan yang kami lakukan pastinya udah sangat komplit,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Yohanes mengatakan, Gaikindo telah meminta bantuan kepada Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan untuk membahas lebih lanjut soal masalah ini. Pun pihak Gaikindo telah mengirimkan beberapa delegasi ke pihak gabungan industri kendaraan bermotor yang ada di Vietnam untuk membicarakan regulasi ini.
“Hari ini Presiden kita, Jokowi kan sudah ada pertemuan dengan Perdana Menteri Vietnam, Ya kami harap ada titik terang untuk regulasi ini, supaya kegiatan ekspor kita enggak terganggu,” tutupnya.