Mobil-mobil BMW Rakitan Sunter Bisa Lebih Murah Rp 300 Juta

19 Juli 2018 15:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Perakitan BMW (Foto: Alfons Hartanto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Perakitan BMW (Foto: Alfons Hartanto/kumparan)
ADVERTISEMENT
BMW Group Indonesia baru saja menambah investasi mereka untuk fasilitas perakitan BMW Production Network 2, PT Gaya Motor. Seiring dengan peningkatan fasilitas ini BMW mampu meningkatkan kapasitas 1.200 unit. Artinya, produksi bisa naik dari 2.300 unit menjadi menjadi 3.500 unit.
ADVERTISEMENT
Peningkatan investasi untuk memperbesar kapasitas produksi ini dirasa perlu bagi BMW. Sebab, mayoritas mereka yang jual di Indonesia adalah rakitan Sunter. "Untuk rakit lokal sejauh ini ada sekitar 80 persen dari total penjualan kendaraan BMW," terang Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania.
Lebih lanjut, merakit lokal sejumlah model menurut Jodie memberikan sejumlah keuntungan kepada konsumen mulai dari spesifikasi yang mendapat penyesuaian sampai harga.
"Kami riset dulu sebelumnya untuk cari tahu seperti apa kendaraan yang cocok di Indonesia. Kan tidak mungkin kami berikan fitur-fitur yang enggak relevan, misalnya untuk all new BMW X3 kami sudah hadirkan dengan fitur-fitur yang paling ideal. Kami bilang ideal juga dari segi harga kompetitif dan yang dapat membantu pengguna saat di jalan," tutunya.
ADVERTISEMENT
Adapun, fitur-fitur yang dirasa kurang relevan untuk pasar Indonesia misalnya sistem pengaturan suhu, mengingat hanya ada dua musim di Indonesia.
Pabrik Perakitan BMW (Foto: Alfons Hartanto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Perakitan BMW (Foto: Alfons Hartanto/kumparan)
Soal ditanya mengenai perbedaan harga antara kendaraan yang dirakit lokal dengan impor langsung --Completely Build Up (CBU)-- menurut Jodie cenderung beragam untuk setiap model karena perbedaan teknologi yang diterapkan.
"Bisa mencapai Rp 200-300 juta bedanya," ujar dia. "Tapi kami harus liat lagi spesifikasinya seperti apa yang diinginkan. Karena kalau di Jerman saja itu harga dihitung per fitur."
Meski begitu, pada akhirnya pihak BMW tidak menutup kemungkinan bagi konsumen yang menginginkan kendaraannya dengan status CBU karena mengejar tipe tertentu yang mungkin belum dibuat di Indonesia.
"Kalau itu karakteristik pelanggan yang bermacam-macam. Tapi itu bukan masalah karena kami juga menawarkan kendaran CBU meski sudah diproduksi lokal," terang Jodie.
ADVERTISEMENT