Nostalgia dengan Mobil Listrik Nissan 70 Tahun yang Lalu

13 April 2018 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New Nissan LEAF (Foto: Nissan)
zoom-in-whitePerbesar
New Nissan LEAF (Foto: Nissan)
ADVERTISEMENT
Nissan menjadi yang terdepan kalau kita bicara tentang teknologi mobil lstrik. Tidak perlu gembar-gembor dan kontroversi seperti Tesla, jenama Jepang ini memimpin penjualan mobil listrik di dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
Februari lalu, Green Car Reports menyebutkan kalau sudah ada lebih dari 300 ribu unit mobil listrik yang mereka jual dengan Nissan LEAF sebagai ujung tombaknya.
Ya, Nissan LEAF (Leading, Environmentally-friendly, Affordable, Family car ) adalah modal kuat Nissan dalam menggalakkan teknologi kendaraan listrik. Baru-baru ini mereka punya target untuk meniagakan 1 juta unit mobil listrik yang mereka upayakan dengan rencana menghadirkan delapan model mobil listrik baru.
Telah diproduksi sejak tahun 2010, banyak orang beranggapan kalau Nissan LEAF-lah pionir mobil listrik dari pabrikan asal Jepang ini. Yang orang tidak tahu, sekitar 70 tahun yang lalu Nissan sudah punya mobil listrik. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Nissan lewat sebuah video pendek yang mereka unggah di Youtube beberapa waktu lalu. Mobil listrik ini bernama Tama.
ADVERTISEMENT
Sejarah
Tarik mundur ke tahun 1947, pasca-Perang Dunia II, Jepang sebagai salah satu negara yang kalah perang harus mengalami masa-masa sulit. Kesulitan minyak bumi dan bahan bakar adalah salah satunya. Pabrikan otomotif di Jepang pun didorong untuk menemukan energi alternatif untuk moda transportasi.
Kondisi tersebut yang kemudian memicu Tachikawa Aircraft Company --yang mempelopori Prince Motor Company kemudian berevolusi menjadi Nissan-- menghadirkan mobil listrik yang mereka beri nama Tama, mobil truk berkapasitas dua penumpang yang ditenagai baterai. Kala itu mobil ini adalah pionir mobil listrik yang dianggap menjadi solusi bagi masalah kesulitan bahan bakar minyak yang dihadapi Jepang.
Melansir Carscoops, mobil Tama sendiri dilengkapi dengan motor elektrik 3,3 kW yang mampu menghasilkan tenaga 4,5 daya kuda (dk) dan baterai dengan tegangan 40 volt. Mesin ini mampu membuat mobil melaju dengan kecepatan 35 km/jam , dan menempuh jarak sekitar 65 km. Mungkin terlihat biasa saja (bahkan kurang impresif), tapi mengingat teknologi ini ada pada tahun 1947, rasanya hal ini bisa dikatakan luar biasa.
ADVERTISEMENT
Kesamaan Teknologi
Lompat ke masa sekarang, satu unit mobil Tama terlihat masih disimpan Nissan. Dalam video singkat tersebut dijelaskan, meski menggunakan teknologi dari 70 tahun lalu, ada beberapa kemiripan antara Tama dan cicitnya, Nissan LEAF.
"Pada mobil ini (Tama) baterai diletakkan di bagian bawah dasar mobil yang membuat mobil ini memiliki pusat gravitasi di titik yang rendah yang mendukung kestabilan kemudi. Teknologi ini kemudian diusung juga oleh Nissan LEAF," jelas Shinichi Kega, ketua dari Nissan Great Car Restoration Club.
Isi ulang daya Nissan Leaf (Foto: dok. autoevolution)
zoom-in-whitePerbesar
Isi ulang daya Nissan Leaf (Foto: dok. autoevolution)
Senada dengan Shinichi-san, Hiroki Isobe, Direktur Global Kendaraan Listrik Nissan memaparkan kalau dirinya merasakan perasan unik yang 'khas mobil listrik' ketika mengemudikan mobil ini. Suara mesin yang halus dan sensasi berkendara yang sama dengan saat memacu kecepatan dengan Nissan LEAF menjadi hal yang dia paparkan saat mengmudikan Tama di jalanan raya.
ADVERTISEMENT
"Cara berpikir kita (terhadap konsep mobil listrik) tidak jauh berbeda antara dulu dan sekarang," sebutnya.
Dihadapkan pada tantangan yang berbeda di masa sekarang, Nissan mengharapkan mereka bisa kembali menjadi solusi untuk mengurangi berbagai dampak buruk dari mobil pada masayarakat.
"Nissan secara aktif berusaha untuk mengurangi emisi kendaraan dan kecelakaan lalu lintas. Dan bagi kami, kendaraan listrik adalah salah satu solusinya," terang Hiroki-san.
Berbekal dengan sejarah baik yang dihdirkan Tama, Nissan LEAF terbaru kini menjadi senjata utama mereka untuk memberi benefit kendaraan listrik bagi lebih banyak orang di berbagai belahan dunia.