Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pertama diperkenalkan Agustus 2017, tepatnya di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), mobil keluarga pabrikan tiga berlian ini langsung tancap gas. Dua minggu setelah peluncuran, Mitsubishi Xpander mencatatkan angka pemesanan 11.521 unit. Jauh di atas target awal Mitsubishi yang 'hanya' mematok tidak lebih dari 4.000 unit.
Bersinar di awal tahun
Tren positif terus berlanjut memasuki tahun 2018. Merangkum data wholesales (distribusi pabrik ke diler) Gaikindo periode Februari sampai Mei, Mitsubishi Xpander berhasil mengungguli Toyota Avanza yang selama berpuluh-puluh tahun berada di puncak distribusi mobil segmen low MPV --julukan 'mobil sejuta 'umat' bisa menjadi gambaran suksesnya mobil ini.
Bahkan sebenarnya dari Januari sampai Mei 2018, Mitsubishi Xpander punya catatan distribusi selalu di atas 7 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Sempat 'kendor' di bulan Juni karena terpotong waktu libur Lebaran, Bulan Juli kembali Mitsubishi Xpander mencatatkan angka distribusi 7.570 unit. Tertinggi sejak pertama didistribusi 11 bulan sebelumnya.
Upaya mempertahankan momentum
Selama masa jaya Mitsubishi Xpander tersebut, pabrikan tiga berlian pun terus 'memompa' penjualan produknya ini lewat berbagai cara. Mereka memperkenalkan paket Smart yang di-bundling pada setiap pembelian unit Mitsubishi Xpander untuk menjamin perawatan dan suku cadang.
"Pemilik Xpander cuma perlu memikirkan isi bensin saja," jika meminjam kata-kata dari PT Mitsubisi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Jangan lupa juga dengan jaringan purna jual yang terus bertambah dan sampai saat ini sudah ada 122 outlet, tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu di GIIAS 2018 mereka memperkenalkan dua varian baru untuk memperluas pasar Mitsubishi Xpander secara khusus di model menengah dan entry level. Teranyar, beberapa varian juga mendapat tambahan fitur mulai dari cruise control pada model tertingginya hingga AC doble blower pada varian terendahnya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang, konsumen Xpander benar-benar masuk ke pasar real MPV, yakni sebagai mobil pengganti atau mobil pertama, sehingga kami perlu menambah varian dan fitur untuk menggarap konsumen menengah ke bawah," ujar Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI, Irwan Kuncoro.
Naik harga
Di balik performa cemerlang dan peningkatan layanan yang terus coba diberikan, sebenarnya Mitsubishi Xpander punya satu kebiasaan buruk yakni soal menaikkan harga. Tahun 2018 saja jika dihitung dari Januari- Oktober, sudah terjadi kenaikan harga sebanyak lima kali.
Alasan kenaikannya beragam, mulai dari penyesuaian BBN, melemahnya rupiah terhadap dolar hingga alih-alih penambahan fitur.
Kenaikan harga Mitsubishi Xpander
- Januari Rp 2 Juta
- Februari Rp 3 Juta
- Mei Rp 2-3 juta
- Agustus Rp 2 juta
- Oktober Rp 500 ribu (Ultimate), Rp 2 juta (GLX)
ADVERTISEMENT
Meski bukan sebab-akibat secara langsung, angka distribusi Mitsubishi Xpander mulai kedodoran dan kembali disalip Toyota Avanza. Celakanya lagi di saat bersamaan, Toyota Avanza justru tancap gas. Hal ini membuat takhta Mitsubishi Xpander dikudeta pada bulan ke-10 tahun 2018.
Pertarungan sesungguhnya
PT MMKSI pun mulai menyadari kalau hype produk MPV-nya ini sudah tidak seheboh di awal peluncuran. Ini tak lepas dari karakter konsumennya yang mulai bergeser.
Head of Sales and Marketing Group PT MMKSI Imam Choeru Cahya, mengakui kalau dulu -- ketika baru meluncur -- konsumen banyak menjadi Mitsubishi Xpander varian tertinggi.
"Masa-masa awal boleh dibilang masih banyak mereka yang sebenarnya belum butuh mobil tapi beli karena euforia dan gaungnya di mana-mana. Makanya kebanyakan itu tipikal mobil kedua atau ketiga di enam bulan pertama," tuturnya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Tiga berlian pun coba mengantisipasi pergeseran ini. Varian GLX dan GLS pun jadi andalan. Bahkan pada GLS turut dibekali dengan fitur AC double blower.
"Jadi 'kue'nya konsumen fleet itu cukup besar, ada sekitar 120 ribu permintaan small MPV di sektor fleet kalau lihat data Gaikindo tahun lalu," ujarnya.
Sayangnya, penetrasi Mitsubishi ke segmen fleet tak semudah membalikan telapak tangan. Sebab, ada musuh lama, yakni Toyota Avanza yang sudah kadung kuat di situ.
"Sekarang sudah mulai ada beberapa konsumen fleet yang kontak ke diler. Tapi kami minta maaf pemenuhan belum bisa 100 persen. Tapi kami coba penuhi sebagian, misal minta 40, kami kasih 20 dulu biar mereka coba dan bisa membandingkan kalau sebelumnya pakai kendaran lain," ujar Imam.
ADVERTISEMENT
Penurunan distribusi pada Oktober 2018 bukan menjadi akhir tapi seharusnya menjadi alarm bahaya bagi produk seperti Mitsubishi Xpander. Apakah akan terus menjadi pesaing ideal bagi Toyota Avanza atau hanya akan menjadi sensasi sesaat yang kemudian dilupakan?
Kompetisi tentu belum selesai sampai di sini. Tentu menarik menanti manuver Mitsubishi Xpander .