Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pedagang Banting Harga Rush dan Terios Bekas
23 Maret 2018 19:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Akhir tahun 2017 lalu, si kembar tapi beda, Toyota Rush dan Daihatsu Terios sama-sama mendapatkan wajah baru. Tampilan dari keduanya benar-benar berubah total ketimbang pendahulunya. Baik dari segi eksterior, interior maupun fitur-fitur yang juga menjadi lebih komplit.
ADVERTISEMENT
Respons masyarakat atas kehadirannya pun bisa dikatakan sangat baik. Apalagi, kedua jenama Jepang itu meniagakan model teranyar mereka dengan harga yang sama persis dengan generasi sebelumnya, bahkan hebatnya varian tertinggi dari all new Toyota Rush lebih murah Rp 3 juta dari generasi sebelumnya.
Tapi di balik kesuksesan akan model terbarunya, ada beberapa pihak yang tidak bisa ikut merasakan bulan-bulan manis kehadiran all new Toyota Rush dan all new Daihatsu Terios ini alias terkena musibah, mereka adalah pegiat mobil bekas (mobkas).
“Tidak tahu itu salah strategi atau gimana ya fenomena itu, tapi harganya sama seperti itu kan membuat para pedagang mau tidak mau harus putar otak. Salah satu jalannya ya nurunin harga, karena konsumen itu pintar, pasti milih yang baru lah daripada yang bekas kalau harganya enggak beda jauh,” papar Herjanto Kosasih selaku Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, pada saat dihubungi kumparanOTO, Kamis (23/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Her --sapaan akrab Herjanto--, persamaan harga yang dibenamkan oleh kedua APM itu, membuat pegiat mobkas kehilangan setidaknya 20% untuk meniagakan Rush dn Terios versi lawas.
“Itu harga mobil (Rush dan Terios) di pasar (mobil bekas) hilang 20% lah kira-kira. Jadi misalnya, tahun 2017 itu harusnya harga masih Rp 200 juta-an, tapi jadinya harus diturunin sekitar 20% jadi cuma sekitar Rp 160-an, karena ya itu tadi, kalau beda-beda dikit ya pasti mending yang baru dong,” tutur Her lebih lanjut.
Bukan tanpa alasan, Menurut Her penurunan harga itu menjadi sebuah hukum alam, yang mau tidak mau harus dilakoni.
“Kalau kita ada di posisi orang yang mau beli kan pasti akan milih yang baru dong kalau harganya bersaing,” tutupnya.
ADVERTISEMENT