Pemain Mobil Bekas Dapat Untung dari Pelemahan Rupiah

19 Desember 2018 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil bekas (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bekas (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tahun 2018, Indonesia mengalami pelemahan mata uangnya terhadap dollar AS. Bahkan sempat menyentuh lebih dari Rp 15.000, walaupun lambat laun pada akhirnya turun kembali angkanya.
ADVERTISEMENT
Industri otomotif, menjadi salah satu sektor yang ikut kena imbas dari penguatan dollar ini. Tapi ternyata itu hanya sampai pada bisnis mobil baru saja, yang erat hubunganya dengan proses produksi.
Sementara menyoal industri mobil bekas ternyata itu tidak berlaku, dan seharusnya bahkan malah bisa menguntungkan. Ini seperti disampaikan Halomoan Fischer Lumbantoruan Presiden Direktur mobil88, Selasa (18/12).
“Logikanya sederhana, saat dollar naik, berpengaruh pada bahan baku mobil baru yang masih banyak impor. Efeknya, biaya produksi mobil baru meningkat, dan membuat harga jualnya juga naik,” kata Fischer, Selasa (18/12).
Ketika itu terjadi, kata pria yang sudah 12 tahun berkecimpung di industri mobkas, membuat para konsumen mulai melirik mobil bekas. Ini yang kemudian membawa berkah sendiri buat sektor bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ketika mobil baru naik, mobil bekas bisa bertahan harganya. Pasalnya sudah tidak lagi bersangkutan langsung dengan biaya produksi, mobilnya sudah jadi, sudah dipakai orang tiga sampai empat tahun lalu dibuang, sudah tidak menghitung biaya produksi,” ujar Fischer.
Tahun Ini Beda
Meski begitu, pola-pola tersebut seolah tak berlaku di 2018 ini, yang disebut Fischer sebagai “Tahun Spesial”. Sebab, dirinya tak merasakan lagi cipratan keuntungan dari menguatnya dollar AS tahun ini.
Pola anomali tersebut, terbentuk lantaran mobil baru ternyata tak mau larut dalam dengan kondisi mata uang yang melemah, dan tetap bertahan demi tak menaikkan harga mobilnya. Bahkan, masih gelontorkan diskon besar.
Mereka seolah rela mendapatkan margin yang tipis, demi menjaga psikologi konsumen untuk tetap mau melakukan belanja.
ADVERTISEMENT
“Tapi tahun ini agak spesial, kenapa? Karena kondisinya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadinya pasar mobkas tidak begitu terpengaruh,” kata Fischer.
“Dollar memang naik tapi harga mobil baru beberapa tipe naik tapi kebanyakan tidak naik. Malah diskon menjadi cerita lain lagi, yang bergerak berlawanan,” ucapnya.