Pentingnya Analisa dalam Teknik Pengereman Sepeda Motor

12 April 2017 18:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Safety riding (Foto: Dok. AHM)
Sepeda motor khususnya yang berjenis matik menjadi moda transportasi primadona masyarakat urban dalam membelah kemacetan. Lantaran mudah mengoperasikan dan tinggal gas, namun nyatanya banyak pengendara yang tak paham soal teknik berkendara.
ADVERTISEMENT
Menurut Pendiri Jakarta Defensive Driving Course (JDDC) Jusri Pulubuhu, pengereman menjadi teknik tersulit dalam pengendalian sepeda motor. "Kalau mudah buat apa pabrikan bersusah payah menciptakan smart braking system. Tidak akan terjadi kecelakaan apabila kendaraan itu bisa dikendalikan, namun kenyataannya tidak," katanya kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (12/4).
Seorang ibu berpapasan dengan pemotor di gang (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Jusri pun melihat fenomena bahwa banyak pemotor yang terbiasa meletakkan dua jari kanan mereka untuk siaga di rem depan. Kondisi ini tentu saja sangat berbahaya. Sebab, bila terjadi sesuatu pengendara bisa refleks dan menarik rem.
"Merupakan perilaku berbahaya (letakkan jari di rem tangan bagian kanan). Jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, jari tangan tersebut akan spontan atau refleks meremas tuas rem tangan tersebut," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Padahal, penggunaan rem untuk deselerasi harus didahului dengan fase analisa. Jusri menambahkan pengguaan rem depan secara tunggal hanya diperkenankan pada kecepatan tinggi di atas 80 km per jam.
"Penggunaan rem tidak sembarangan ada waktu dan tempatnya, salah satunya saat roda depan selaras atau segaris dengan roda belakang," dia menambahkan. Sehingga pengguaan rem depan ketika roda depan tak selaras bisa membuat kemudi selip dan motor pun tergelincir.